Mekanisme Heriditas Pada Manusia


DARI PENYELIDIKAN YANG DI LAKUKAN PARA AHLI BIOLOGI DAPAT DI KETAHUI BAHWA INDIVIDU BARU AKAN TERJADI BILA TERDAPAT PERPADUAN ANTARA SPERMA DAN OVUM.

Baik Ovum maupun Sperma mempengaruhi sifat-sifat individu itu selanjutnya terutama pengaruh-pengaruh nampak jelas pada sifat-sifat jasmani individu. Setelah terjadi perpaduan, sel telur betina berkembang dengan cara membelah diri menjadi dua sel kemudian masing-masing sel membelah diri lagi demikian seterusnya sehingga menjadi ratusan ribu sel bahkan jutaan dalam tubuh makhluk yang baru itu. Proses tersebut di namakan MITOSIS.

Penyelidikan dengan menggunakan mikroskop oleh ahli-ahli dalam lapangan biologi telah dapat memberikan penjelasan yang pasti dan sangat berguna mengenai masalah hetiditetm dengan adanya penyelidikan itu telah di ketemukan apa yang di namakan KROMOSOM yang berwujud benang-benang plasma yang berpasangan.

Jumlah Kromosom bagi makhluk hidup yang sejenis selalu sama demikian pula bentuknya, tetapi bagi species yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan jumlah atau perbedaan bentuk. Misalnya pada manusia jumlah kromosom itu 24 pasang banyaknya, jumlah itu tidak terdapat pada binatang.

Pada manusia setengah dari jumlah kromosom itu berasal dari leluhur pada pihak ayah, dan setengahnya lagi berasal dari pihak ibu.

Menurut penelitian Morgan bahwa setiap Kromosom mengandung unsur-unsur yang di namakan GENE dan gene inilah yang merupakan pembawa heriditet. Gene itu bentuknya menyerupai mata kalung yang tersusun secara linier dan terikat pada pasangan-pasangan Kromosom.

Dengan demikian telah dapat di pastikan bahwa mekanisme di kontrol oleh Kromosom dalam sel kelamin. Kromosom itu tersusun dari ribuan PROTOPLASMA yang mengandung gene-gene sebagai pembawa heriditet.