Kebenaran Perjalanan Isra' Dan Mi'raj Nabi SAW
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Menge-
tahui. (QS. Al Isra':1)
Sedangkan perjalanan Rasulullah dari Masjidil Aqsha ke Sidratul Muntaha di malam mi'raj disebutkan di dalam Al Qur'an yang Artinya:
"Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang aşli) pada waktu yang lain, (yaitu) di SidratulMuntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh sesuatuyang meliputinyá. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebagian tanda-tanda (kekuasaan)Tuhannya yang paling besar". (QS. An Najm 13-18)
Allah Maha Kuasa untuk berbuat sesuatu. Sesuatu yang mustahil bagi makhluk-Nya, bagi Allah apapun bisa terjadi. Banyak
peristiwa diceritakan dalam Al Qur'an tentang kekuasaan Allah. Allah bisa saja memberikan pengalaman yang istimewa kepada hamba-Nya yang la kehendaki. Misalnya, di dalam Al Qur'an diceritakan pula tentang kekuasaan Allah yang diperlihatkan-Nya melalui Nabi Sulaiman AS. Nabi Sulaiman AS diberi kekuasaan oleh Allah untuk menaklukkan angin dan jin.
Sebagaimana disebutkan dalam surat Saba' ayat 12. Yang Artinya :
"Dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu sore sama dengan perjalanan sebulan (pula) dan Kami alirkan cairan tembaga baginya. Dan sebagian darijin ada yang bekerja di hadapannya (di bawah kekuasaannya) dengan izin Tuhannya. Dan siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala".
Atas kehendak Allah pula Nabi Sulaiman AS dapat memindahkan singgasana Ratu Balqis ke istana beliau dalam waktu sekejap mata, sebagaimana disebutkan dalam surat An Naml ayat 40 yang artinya sebagai berikut:
"Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab, "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamuberkedip" Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, ia pun berkata, "Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mencoba aku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia".
Begitulah ke-Mahaluasan ilmu Allah yang merupakan peringatan, sekaligus ujian bagi manusia. Firman Allah yang Artinya:
Dan (ingatlah), ketika Kami wahyukan kepadamu! "Sesungguhnya (ilmu) Tuhanmu meliputi segala manusia". Dan Kami tidak menjadikan mimpi yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan (begitupula) pohon kayu yang terkutuk dalam Al Qur'an. Dan Kami menakuti mereka, tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka. (QS. Al Israa' : 60).
Jika ada kisah-kisah dalam Al Qur'an yang belum dapat dijangkau oleh akal manusia, hal itu merupakan bukti bahwa ilmu Allah Maha Luas, kita harus menerimanya dengan keyakinan. Pengetahuan manusia tidak mungkin dapat menjangkau semua rahasia ciptaan Allah. Manusia tidak diberi pengetahuan, kecuali hanya sedikit. Firman Allah yang Artinya :
Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah,"Ruh itu termasuk urusan Tuhanku, dan tidaklah kamu diberipengetahuan melainkan sedikit." (QS. Al Israa' 85).