Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Melalui Proses Yang Asosiatif Dan Disosiatif


Beberapa ahli sosiologi telah melakukan penggolongan tentang bentuk-bentuk Interaksi sosial.

Baca Juga
Beberapa Faktor Yang Mendasari Interaksi Sosial

Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat menyaksikan orang atau sekelompok orang,misalnya dalam keluarga,di pasar, atau di manapun orang melakukan interaksi sosial dalam berbagai macam bentuk. Interaksi sosial yang mereka lakukan itu mungkin terjadi dalam satu irama yang menuju pada terjalinnya suatu kerja sama atau mungkin bisa dalam ketidaksamaan yang menuju pada munculnya persaingan bahkan pertikaian.

Adapun bentuk-bentuk interaksi sosial yang tercakup dalam proses-proses yang asosiatif, dan juga disosiatif. Namun pada kesempatan ini terlebih dahulu saya akan membahas tentang proses-proses asosiatif, dan mengenai proses Disosiatif akan saya bahas pada artikel berikutnya.

Proses-Proses Sosial Yang Asosiatif

Proses-proses sosial yang asosiatif terjadi apa bila orang perorangan atau suatu kolompok melakukan suatu interaksi sosial yang memiliki kesamaan atau keserasian pandangan dan tindakan sehingga mengarah kepada kesatuan.

Proses-proses sosial yang nenuju ke arah kesatuan ini bisa berwujud dalam bentuk kerja sama, akomodasi dan asimilasi.

(1). Kerja Sama (Cooperation).

Kerja sama sudah dapat di lakukan setidaknya oleh dua orang yang ingin mencapai satu tujuan yang sama. Menurut ahli sosiologi bentuk kerja sama ini merupakan bentuk interaksi sosial yang paling utama atau yang paling banyak di lakukan.

Di dalam setiap kolompok manusia kita dapat melihat adanya interaksi sosial dalam bentuk kerja sama. Sebagai contoh, dalam lingkungan keluarga kita melihat adanya pola-pola kerja sama antara ayah dan ibu dalam mencari nafkah, mengurus rumah, mendidik anak-anak dan sebagainya.

Menurut Charles H. Cooly kerja sama timbul apa bila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan kesadaran terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut. Kesadaran akan adanya kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang penting dalam kerja sama.

Dalam hal pelaksanaan kerja sama ada 3 bentuk yakni :

a). Tawar-menawar (bargaining).
yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa antara dua organisasi atau lebih.

b). Kooperasi (cooperation).
Yaitu suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau dalam pelaksanaan politik dalam suatu organisasi, sebagai salah satu cara untuk menghindari kegoncangan dalam organisasi yang bersangkutan.

c). Koalisi (coalition).
Adalah kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama.

(2). Akomodasi (Accomodation).

Akomodasi jika di lihat dalam arti keadaan berarti suatu kenyataan adanya suatu keseimbangan dalam interaksi antara orang perorangan dan kelompok-kelompok manusia, berkaitan dengan nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku di masyarakat.

Para ahli sosiologi lebih melihat akomodasi sebagai suatu proses. Dalam hal ini Akomodasi berarti suatu usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan, yaitu usaha-usaha untuk mencapai kestabilan. Akomodasi ini bisa di katakan sebagai suatu proses dalam hubungan-hubungan sosial, yang berarti suatu proses adaptasi penyesuaian diri dengan lingkungan sosial sekitarnya.

Dengan melalui akomodasi, orang perorangan atau kolompok manusia yang tadinya yang saling bertentangan, saling mengadakan penyesuaian diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan. Jadi akomodasi merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan, sehingga lawan tersebut tidak kehilangan kepribadiannya.

Di bawah ini ada beberapa tujuan dari akomodasi


1). Untuk mengurangi pertentangan antara orang perorangan atau kelompok manusia akibat perbedaan paham.
2). Untuk mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu.
3). Untuk memungkinkan terjadinya kerja sama antara kelompok-kelompok sosial yang hidupnya terpisah.
4). Mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok sosial yang terpisah, misalnya melalui pembauran.

Sebagai proses, akomodasi mempunyai beberapa bentuk,yaitu:

a). Koersi (Coercion).

Yaitu bentuk akomodasi yang prosesnya di laksanakan karena adanya paksaan dari salah satu pihak yang lebih kuat.

b). Kompromi.
Yaitu suatu bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat masing-masing mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap penyelesaian yang ada.

c). Arbitrasi.
Yaitu suatu bentuk penyelesaian pertentangan oleh pihak ke tiga yang di pilih oleh ke dua belah pihak, karena pihak yang bertentangan tidak dapat nenyelesaikannya sendiri.

d). Mediasi.
Mediasi ini hampir sama dengan arbitrasi. Pada mediasi ada pihak ke tiga yang netral yang bertugas mengusahakan penyelesaian secara damai, namun tidak berwenang memberi keputusan, hanya sebagai penasihat.

e). Konsiliasi.
Yaitu suatu usaha untuk mempertemukan keinginan pihak-pihak yang berselisih bagi tercapainya suatu persetujuan bersama.

f). Toleransi.Yaitu usaha untuk menghindarkan diri dari perselisihan dengan membiarkan atau nenghormati pihak lain yang mempunyai pandangan berbeda.

g). Stalemate.
Yaitu suatu bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang bertentangan karena mempunyai kekuatan yang seimbang berhenti pada suatu titik tertentu dalam melakukan pertentangan tanpa bisa maju ataupun mundur.

h). Ajudikasi.
Yaitu suatu penyelesaian perkara atau perselisihan melalui pengadilan.

(3). Asimilasi (Assimilation).

Asimilasi merupakan suatu proses yang di tandai oleh adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia. Asimilasi juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap, dan proses-proses mental dengan memperhatikan kepentingan dan tujuan bersama.

Dalam proses asimilasi seseorang akan mengidentifikasikan dirinya dengan kepentingan-kepentingan serta tujuan-tujuan kelompok. Jika dua kelompok manusia mengadakan asimilasi, batas-batas perbedaan kedua kelompok tadi akan hilang dan keduanya akan lebur menjadi satu kelompok. Jadi, dalam proses Asimilasi di tandai dengan adanya pengembangan sikap-sikap yang sama yang bertujuan untuk mencapai kesatuan, baik dalam organisasi, pikiran maupun tindakan.

Adapun proses asimilasi muncul apa bila ada:

a). Kelompok-kelompok manusia yang beda kebudayaannya.
b). Orang-perorangan sebagai warga kelompok-kelompok tadi saling bergaul langsung dan intensif untuk waktu yang lama.
c). Kebudayaan-kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia tersebut masing-masing berubah dan saling menyesuaikan diri.

Proses asimilasi dapat menjadi lebih mudah bila ada faktor-faktor berikut:

a). Sikap toleransi terhadap kelompok lain yang memiliki kebudayaan yang berbeda.
b). Kesempatan-kesempatan di bidang ekonomi yang seimbang untuk berbagai golongan masyarakat.
c). Sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya.
d). Sikap yang terbuka dari golongan yang berkuasa di dalam masyarakat.
e). Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan.
f). Perkawinan campuran.
g). Adanya musuh bersama dari luar.