Membina Perkembangan Anak


Kangeveld Mengatakan Bahwa Manusia Adalah Animal Educandum, Artinya Manusia Itu Binatang Yang Dapat Di Didik.

Baca Juga
Poriode Perkembangan Pada Anak

Sebenarnya anak bukannya hanya dapat di didik, tetapi harus di didik, harus di asah dan di bina karena kodratnya membutuhkan pembinaan, membutuhkan pendidikan. Bayi yang baru lahir untuk tumbuh dan berkembang harus mendapat pertolongan pemeliharaan dan bimbingan orang lain.

Tanpa adanya pertolongan dan pemeliharaan, si bayi tidak akan lama usianya. Kelak kemudian hari kalau ia sudah dapat berjalan, dapat makan, membaca, menulis, dan sebagainya, maka anak masih membutuhkan bimbingan dan di pimpin.

Jadi dengan singkat dapat di katakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan itu perlu dan membutuhkan asuhan dan pembinaan.

Bagaimanakah membina pertumbuhan dan perkembangan itu ?
Sebenarnya untuk menentukan cara membina pertumbuhan itu perlu lebih dulu di jelaskan tujuan pertumbuhan itu. Sebab cara dan sifat-sifat pembinaan tidak dapat di lepaskan dari tujuan dan arah pertumbuhan.

Witherington, di dalam bukunya Educational Psycology merumuskan tujuan perkembamgan yang ideal ialah menjadi seorang dengan kepribadian yang berintegrasi dalam aspek-aspek fisik,psikis,moral,sosial dan spiritual.

Bila kita mengikuti pendapat Witherington tersebut maka jelaslah bahwa mengasuh dan membina perkembangan tidak mungkin di laksanakan secara instinktif dan refleksif,dan tidak mungkin pula di kerjakan secara insidental,tetapi kekhususan kebutuhan syarat-syarat penting yang harus di penuhi.

Adapun Syarat -Syarat itu Yang Penting Di Antaranya ;
1). Pendidik
2). Alat
3). Keteraturan
4). Perlindungan
5). Kesabaran
6). Ketekunan.

Catatan


Setiap usaha untuk mengasuh dan membina perkembangan tentu harus ada yang melaksanakan. Pelaksanaan itu dapat di namakan pendidik. Dalam lingkungan keluarga yang menjadi pendidik biasanya orang tua,sedangkan dalam sekolah yang menjadi pendidik adalah guru. Faktor yang penting dalam hubungan ini adalah bahwa pendidik harus dapat memahami sifat-sifat yang di didik dan cara-caranya mendidik. Maka dari itu bila di tinjau dadari segi ini,ilmu pengetahuan tentang sifat-sifat jiwa anak dan mendidik anak tidak hanya perlu di miliki oleh guru tetapi juga orang tua yang bertugas mengasuh dan membina perkembangan anakanya.

Pendidik dalam menjalankan tugasnya membutuhkan alat-alat. Tampa alat tidak mungkin tugas itu dapat di kerjakan dengan hasil sebaik-baiknya. Anak didik tidak akan baik perkembangan jasmaninya bila tidak makan cukup,tidak tidur cukup dan sebagainya. Demikian pula abilitas pikirannya tidak akan berkembang bila ia tidak pernah di suruh berpikir. Ia tidak akan memiliki perasaan keindahan dengan baik, apa bila tidak pernah berkenalan dengan hal yang indah. Rasa tanggung jawab sosial tidak akan muncul apa bila ia tidak di pimpin memegang tang jawab. Jadi setiap tingkat pertumbuhan dan perkembangan si anak membutuhkan santapan-santapan tertentu yang sesuai dengan taraf perkembangannya. Di tinjau dari segi ini penting sekali bagi pendidik untuk menguasai bahan-bahan pelajaran dan pintar memilih bahan yang kiranya cocok untuk di berikan kepada anak didiknya.

Syarat ke tiga (3) dalam membina perkembangan ialah keteraturan. Keteraturan berarti bahwa pembinaan dan bimbingan harus di lakukan terus-menerus sesuai dengan sifat perkembangan itu. Seperti kita ketahui pertumbuhan dan perkembangan bukanlah sesuatu yang timbul sekonyong-konyong tetapi merupakan proses yang berlangsung secara berangsur-angsur. Sesuai dengan sifat perkembangan itu sendiri,maka pembinaan dan bimbingan harus di berikan berangsur-angsur secara teratur.

Tidak mungkin akan berhasil baik bila pembinaan itu di lakukan dalam bentuk memberikan santapan yang sebanyak mungkin dalam waktu singkat,kemudian di ikuti dengan istirahat besar. Anak yang mengalami asuhan tak teratur akan mengalami gangguan psikis maupun fisik.

Syarat ke empat (4) ialah perlindungan. Homey dan Sullivan telah menunjukkan bahwa bila anak dalam perkembangannya (terutama) pada waktu kecil tidak merasa aman,anak akan mengalami kecemasan (anxiety). Demikian pula Adler pendiri Psikology individual telah menyatakan,bahwa anak merasa terancam hisupnya bila terserang penyakit,rasa harga diri kurang. Langeveld mengatakan bahwa bila tidak terpenuhi, mungkin sekali anak mengalami perkembangan tidak baik,bahkan mengalami tidak berkembamg sama sekali.
Pendapat-pendapat di atas menunjukkan pentingnya perlindungan. Jika tidak di berikan maka usaha pembinaan tidak akan memberi hasil yang memuaskan.

Aspek perlindungan ada dua macam ;
1). Preventif
2). Kuratif

Preventif berarti melakukan usaha-usaha pencegahan terhadap segala kemungkinan timbulnya gangguan dan bahaya-bahaya yang mengancam pertumbuhan dan perkembangan. Kuratif berarti melakukan usaha-usaha menghilangkan sifat-sifat,keadaan-keadaan yang telah mengganggu pertumbuhan dan perkembangan itu.

Ke dua macam perlindungan tersebut dapat di kerjakan bersama-sama,baik di sekolah-sekolah maupun di dalam lingkungan keluarga.

Syarat kelima dan ke enam yakni Kesabaran dam ketekunan. Seperti halnya pertumbuhan-pertumbuhan dan perkembangan adalah proses yang membutuhkan waktu. Kita tidak dapat memaksa anak berjalan sebelum matang masanya untuk berjalan. Kita tidak dapat memberi santapan rohani kepada anak melebihi batas kemampuan anak untuk menerima santapan. Maka dari itu seorang pendidik harus pintar dan bijaksana dalam menentukan jumlah ransum pengetahuan yang di berikan kepada anak dalam waktu tertentu, sehingga ransum itu tidak terlalu banyak dan sebaliknya tidak terlalu sedikit.

Guru yang kurang sabar berusaha memberikan ransum sebanyak-banyaknya dalam jangka waktu yang pendek dengan maksud agar anak dapat mengalami perkembangan intelektual yang cepat. Usaha demikian itu seperti halnya dengan usaha petani, yang karena ingin tanamannya bisa tumbuh dengan subur, maka di berinya pupuk dan air berkebihan. Akibatnya bukan tanaman subur yang di peroleh tetapi tanaman yang mati. Demikian juga guru yang tidak sabar akan mengalami nasib seperti petani tersebut.