Sifat Hakikat Dalam Setiap Perbedaan Individu

Sifat Hakikat Setiap Perbedaan Individu

Sifat Hakikat Perbedaan Individu tidak hanya mengenai besar, bentuk dan roman muka,tetapi juga mengenai tingkah laku dan perbuatan. 

Bahkan walaupun dua orang sepintas lalu menunjukkan adanya ciri-ciri jasmani yang sama, misalnya pada anak kembar identik, maka bila di amati secara seksama terdapat juga perbedaan-perbedaan itu.

Lama sebelum perbedaan-perbedaan individu di pelajari secara ilmiah,orang telah menyadari bahwa ada perbedaan antara orang yang satu dengan orang yang lainnya.

Dalam kehidupan sehari-hari kita mengetahui bila sekolompok manusia di beri tugas sama dengan mereka mengerjakan dalam waktu yang telah di tentukan, maka hasil yang di peroleh oleh mereka itu banyak yang tidak sama. Demikian pula bila mereka di suruh mengerjakan tugas yang sama dan di minta hasil kerja yang sama, maka pada umumnya waktu yang di butuhkan untuk melakukan tugas tersebut juga tidak sama.

Bila dalam suatu kelas anak-anak di suruh mengerjakan soal-soal geometri dalam tempo yang terbatas maka hasil kerja mereka tidak akan sama. Mungkin dengan tempo yang telah di tentukan itu ada anak yang dapat mengerjakan sebagian dari soal-soal tersebut namun ada pula yang mungkin tidak bisa mengerjakannya.

Jadi jelaslah bahwa dari pengetahuan dan pengalaman sehari-sehari orang telah mengetahui adanya perbedaan individu. Dan pengetahuan itu telah lama di ketahui orang.

Namun demikian study secara ilmiah mengenai perbedaan individu baru di mulai pada abad ke 19. Penyelidikannya bersifat ilmiah itu di dorong oleh hasil study yang di kerjakan oleh Francis Galton, Dalam laboratorium Anthropometri di kota london.

Dalam laboratorium itu Galton mengadakan penyelidikan secara luas mengenai perbedaan-perbedaan sifat-sifat dan ciri-ciri antara manusia yang satu dengan manusia yang lain dengan jalan mengukur sifat-sifat dan ciri-ciri ribuan manusia.

Usaha-usaha untuk mengatasi /menanggapi perbedaan individual di sekolah.
Dengan adanya kenyataan-kenyataan bahwa pada anak-anak sekolah terdapat perbedaan-perbedaan individual yang sangat besar, maka banyak ahli pendidikan yang tidak setuju atas pendidikan secara klasikal.misalnya Montessori seorang ahli pendidikan Italia yang tidak setuju dengan pendidikan secara klasikal.

Memang di dalam pelajaran-pelajaran yang di berikan secara klasikal terdapat batas-batas yang jelas. Pelajaran klasikal menyadarkan pada pandangan anak-anak memiliki sesuatu yang sama.

Dengan demikian pelajaran klasikal di tekankan kepada dasar kualitas umum, dan karenanya kurang memperhatikan perbedaan-perbedaan ciri-ciri psikis yang terdapat antara anak.

Montessori berusaha memberikan pendidikan yang bersifat individual kepada anak, guna mengganti pendidikan yang bersifat klasikal.

Usaha lain untuk mengatasi perbedaan individual ialah mengadakan rombongan yang homogen. Usaha ini biasanya di kaksanakan dengan berdasarkan hasil pengetesan. Faedah dari usaha ini masih merupakan pertanyaan besar bagi para pendidik.

Usaha lain untuk menanggapi perbedaan individual ini dalam sekolah adalah adanya pendidikan campuran antara sistem klasikal dan sistem individual. Usaha itu di lakukan oleh Miss Helm Parkhurst dan terkenal dengan rencana Dalton.

Usaha-usaha yang terbaik di antara usaha tersebut di atas,tidak dapat di tentukan secara pasti. Hal ini tergantung pada tujuan pendidikan. Bila pendidikan itu bukan mengembangkan intelektualisme, maka usaha mengadakan rombongan yang homogen di dasarkan atas dasar kecerdasan adalah usaha yang terbaik.

Bila pendidikan hanya bertujuan untuk mengembangkan sifat-sifat individu dan hanya untuk kepentingan masyarakat, maka sistem mentossori adalah sistem yang paling baik untuk di laksanakan.