Perbuatan Dosa Besar Dan Dosa Kecil Dalam Islam
Dosa dalam artian Bahasa Indonesia ialah sebagai perbuatan yang melanggar aturan Tuhan atau Agama;perbuatan salah terhadap orang tua, adat dan negara. Seseorang di anggap berdosa apa bila ia melanggar aturan Tuhan, aturan agama, aturan adat, aturan negara dan atau berbuat salah kepada orang tua dengan mengabaikan perintahnya atau melanggar aturannya.
Dalam ajaran Islam, perbuatan dosa di bagi menjadi dua,yaitu: dosa besar dan dosa kecil. Dosa besar ialah perbuatan yang melanggar aturan-aturan Allah dan Syariat Agama, yang pelakunya di ancam dengan hukuman tertentu di dunia dan siksaan yang berat di akhirat. Sedangkan Dosa kecil ialah pelanggaran kecil terhadap aturan-aturan agama yang berlakunya tidak di ancam dengan hukuman tertentu atau siksa yang berat di akhirat. Akan tetapi jika sekecil apapun dosa yang kita lakukan namun secara terus menerus dengan perasaan bangga atau menganggap enteng akibatnya, ia akan berubah menjadi dosa besar.
Dosa-dosa besar tidak akan di ampuni oleh Allah swt. Kecuali pelakunya bertobat secara sungguh-sungguh dan tulus murni (taubatan nashuha).
Tiga Cara Yang Wajib Di Tempuh Dalam Taubatan Nashuha
1. Berusaha sekuat tenaga untuk meninggalkan dosa itu dan menghindari jalan yang dapat nenyebabkan pada perbuatan dosa yang sama, serta berjanji untuk tidak pernah mengulangi selama-lamanya
2. Bertekad untuk memperbaiki diri dengan menambah pengetahuan tentang dampak negatif atau akibat yang di timbulkan dari dosa itu baik terhadap diri sendiri, keluarga, dan lingkungan masyarakat.
3. Melakukan shalat taubat sebanyak-banyaknya agar Allah swt. berkenan mengampuni dosa besar tersebut. Shalat taubat harus di lakukan paling sedikit 3 hari. Namun ada pula yang berpendapat bahwa shalat taubat ini di lakukan 7 hari, dan bahkan 40 hari. Prinsipnya, sebanyak-banyaknya agar tumbuh rasa jera di dalam diri si pelaku sehingga tidak lagi mengulangi dosa besar itu.
Meskipun Islam memberikan jalan taubat bagi pelaku dosa besar, ketentuan syariat dan Hukum Islam tetap di berlakukan terhadap mereka. Sebab, aturan hukum itu berkaitan dengan dampak negatif yang merusak tatanan masyarakat, sedangkan taubat itu berkaitan dengan ampunan Allah atau keringanan siksa-Nya kelak di Akhirat.
Secara eksplisit, Nabi Muhammad saw. pernah memerintahkan umat islam untuk menjauhi tujuh dosa besar,sebagaimana hadis beliau yang artinya:
Dari Abu Hurairah ra., dari Nabi Muhammad saw., beliau bersabda,"Jauhilah tujuh dosa besar(yang menghancurkan). Para sahabat bertanya,"Apakah itu, ya Rasulullah?" Beliau menjawab,"Syirik (menyekutukan Allah),sihir, membunuh jiwa yang di haramkan Allah kecuali dengan yang benar, memakan riba, memakan harta anak yatim, berpaling dari medan perang saat berkecamuk, menuduh zina wanita mukminah baik-baik yang sedang lalai."
Adapun jumlah dosa besar tidak terbatas pada tujuh perbuatan di atas. Sebab, kriteria dosa besar tidak secara eksplisit di jelaskan oleh Al-Qur'an dan Hadis Nabi. Berapa dosa lain yang di singgung oleh Al-Qur'an atau di isyaratkan oleh hadis Nabi ialah durhaka kepada orang tua, persaksian palsu, ucapan palsu, pengacau jalanan, homoseksual (liwath) dan bunuh diri.
Pada sebagian Ulama juga memandang dosa besar perbuatan syirik kecil - seperti percaya kepada ramalan, percaya kekuatan selain Allah dari benda bertuah - aborsi, menggunduli hutan, merusak lingkungan, dan membahayakan keselamatan jiwa orang lain.