Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Pendekatan Starter  Eksperimen


Ayu Dwi Oktaviana Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Alauddin Makassar, Kampus II Jl. H. M. Yasin  Limpo No 36 Samata-Gowa, Sulawesi Selatan 92118, Telepon: (0411) 424835, E-mail:  dwioctavianaayu@gmail.com St. Syamsudduha Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Alauddin Makassar, Kampus II Jl. H. M. Yasin  Limpo No 36 Samata-Gowa, Sulawesi Selatan 92118, Telepon: (0411) 424835, E-mail:  s.syamsudduha@gmail.com Jamilah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Alauddin Makassar, Kampus II Jl. H. M. Yasin  Limpo No 36 Samata-Gowa, Sulawesi Selatan 92118, Telepon: (0411) 424835, E-mail:  Jamilah@uin-alauddin.ac.id Abstract The aims of this research were to develop learning tools based on starter  experiment appoach and to know the validation, effectiveness and practicality of  learning materials based on starter experiment appoarch on digestive system in XI IPA  SMA 17 Makassar. This development research adapted Plomp development model  consist of several phases: Initial investigation phase, design phase, realization phase,  test phase, evalutation phase, revision phase and implementation phase. The learning  materials were trial to 38 students of class XI IPA SMA 17 Makassar, academic year of  2016/2017. The instruments used in data collection were the validation sheef form,  practicality and effectiveness sheef forms. The data then analyzed with descriptive  analysis. The content validation cofficients from experts showed, 3.28 for learning  implemantation plan, 3.44 for student worksheet, and 3.21 for instrument assesment.  Those cofficients’ values mean valid category. The practicality obtained from the  observation of learning materials implemantation showed 3.45, the observation ofteacher in managed learning process has value of 3.26, and students response has value  of 3.40. These values mean moderate category. It was also indicated that the developed  learning materials still not perfect yet but able to use. The effectiveness of learning  materials obtained from the average value of mastery learning was 91,71%. The value  indicated that learning materials met the effective category where 3 of 38 students were  not success in mastery learning. Based on research it can be concluded that learning  materials based on starter experiment approach on digestion system of class XI IPA  SMA 17 Makassar met categories of valid, practial and effective. Keywords: Learning materials, starter experiment, development research. Abstrak Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah pengembangan perangkat  pembelajaran, dimana tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui produk  pengembangan perangkat pembelajaran berbasis pendekatan starter eksperimen dengan  menggunakan model pengembangan plomp, dan mengetahui validitas, efektifitas dan  kepraktisan perangkat pembelajaran berbasis pendekatan starter eksperimen pada mata  pelajaran biologi materi sistem pencernaan di kelas XI IPA SMAN 17 Makassar yang  dikembangkan peneliti. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (research and development)  yang diadaptasi dari model pengembangan plomp yang terdiri dari beberapa fase yaitu  fase investigasi awal, fase desain, fase realisasi, fase tes, evaluasi, dan revisi serta fase  implementasi.  Subjek uji coba pengembangan perangkat adalah peserta didik kelas XI IPA 5  SMAN 17 Makassar tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 38 orang. Instrumen yang  digunakan dalam pengumpulan data penelitian dibagi atas tiga yaitu format validasi,  format kepraktisan dan format keefektifan. Data yang diperoleh kemudian dianalisis  dengan menggunakan analisis data deskriptif. Berdasarkan hasil uji kevalidan dari para ahli dengan menggunakan koefisien  validasi isi masing-masing untuk perangkat pembelajaran yaitu rencana pelaksanaan  pembelajaran 3,28, lembar kerja peserta didik 3,44, dan instrumen penilaian 3,21  dinyatakan sesuai dengan kategori valid. Untuk kepraktisan perangkat pembelajaran diperoleh dari pengamatan keterlaksanaan perangkat pembelajaran 3,45, pengamatan  kemampuan guru mengelola pembelajaran 3,26, dan angket respon peserta didik 3,40 dan dinyatakan sesuai dengan kategori sedang, hal ini mengindikasikan bahwa  perangkat pembelajaran yang dikembangkan masih belum sempurna namun layak untuk  digunakan. Untuk uji keefektifan perangkat pembelajaran yang dikembangkan,  diperoleh rata-rata ketuntasan belajar peserta didik sebesar 91,71 % yang  mengindikasikan bahwa perangkat pembelajaran memenuhi kategori keefektifan dengan  jumlah peserta didik yang tidak tuntas sebanyak 3 orang dari 38 orang peserta didik.  Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran berbasis  pendekatan starter eksperimen pada mata pelajaran biologi materi sistem pencernaan di  kelas XI IPA 5 yang dikembangkan memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif. Kata Kunci: Perangkat Pembelajaran, Starter eksperimen, Pengembangan. PENDAHULUAN Menurut Wina Sanjaya dalam bukunya yang berjudul Kurikulum dan  Pembelajaran pada tahun 2009 halaman 271 menyatakan bahwa, maju mundurnya suatu  bangsa sangat ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk  memajukannya perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan.  Komponen yang dianggap sangat mempengaruhi proses pendidikan adalah guru, sebab  guru merupakan pemegang ujung tombak pendidikan yang berhubungan langsung  dengan peserta didik. Peserta didik sebagai subjek dan objek belajar, dan guru bukan  saja berperan sebagai fasilitator bagi peserta didik akan tetapi ia juga berperan sebagai  pengelola atau pengukur lingkungan agar siswa belajar. Masalah besar dalam bidang pendidikan di Indonesia menurut Webe Agung  dalam bukunya yang berjudul smart teaching Pada tahun 2010 halaman 13 menyatakan  bahwa hal yang banyak diperbincangkan dalam bidang pendidikan di Indonesia adalah  rendahnya kualitas pendidikan yang tercermin dari rendahnya prestasi belajar anak  didik. Masalah lain yang juga banyak diperbincangkan adalah metode yang digunakan  dalam pembelajaran di kelas yang masih berpusat pada pendidik. Pendidik banyak  menempatkan peserta didik sebagai objek dan bukan sebagai subjek, sehingga peserta  didik kurang dapat berkembang. Pendidikan seperti ini kurang memberi kesempatan  kepada peserta didik dalam berbagai mata pelajaran terutama pelajaran biologi untuk  mengembangkan kemampuan secara menyeluruh (holistik), kreatif, obyektif dan logis. Tujuan pendidikan merupakan sebuah proses pendidikan yang akan melahirkan  generasi penerus yang cerdas, sehat, tunduk dan patuh terhadap segala perintah dan  larangan dari Tuhan yang Maha Esa. Sebagaimana Firman-Nya dalam Q.S. Maryam: 76 Artinya:“Dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah  mendapat petunjuk. Dan amal-amal saleh yang kekal itu lebih baik pahalanya di sisi  Tuhanmu dan lebih baik kesudahannya” Perangkat pembelajaran adalah alat atau perlengkapan untuk melaksanakan  proses yang memungkinkan pendidik dan peserta didik melakukan kegiatan  pembelajaran. Perangkat pembelajaran menjadi pegangan bagi guru dalam  melaksanakan pemebelajaran di kelas, laboraturium atau di luar kelas. Perencanaan  pembelajaran dirancang dalam bentuk silabus dan rancangan proses pembelajaran yang  mengacu pada standar isi. Selain itu, dalam perencanaan pembelajaran juga dilakukan  penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian, dan skenario pembelajaran.  Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan  menafsirkaan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara  sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam  pengambilan keputusan Hasil pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Starter Eksperimen (PSE)  memperlihatkan peningkatan yang signifikan. Proses pembelajaran praktikum di  laboratorium dapat memberikan pengalaman bagi siswa baik dalam ranah kongnitif,  afektif maupun psikomotorik. Pada ranah kongnitif, praktikum memberikan manfaat  dalam membantu pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan didalam kelas. Pada  afektif, praktikum dapat melatih sikap ilmiah siswa. Pada ranah psikomotorik,  praktikum dapat melatih ketampilan siswa dalam menggunakan alat dan bahan secara tepat.  Berdasarkan hasil observasi awal yang peneliti lakukan di SMA Negeri 17  Makassar, pada tanggal 10 agustus 2017 dengan mewawancari seorang pendidik  bernama Ibu Murnhy, guru di sekolah tersebut menyatakan telah menggunakan  pendekatan pembelajarannya starter eksperimen. Pendekatan starter eksperimen yang dilakukan oleh guru di SMA Negeri 17 Makassar belum terlihat jelas pada perangkat  yang digunakan guru bagian dari pendekatan starter eksperimen. Oleh karena itu,  peneliti ingin mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis starter eksperimen  pada materi sistem pencernaan di SMA Negeri 17 Makassar untuk meningkatkan hasil  kinerja siswa yang lebih valid, efektif dan praktis. Hasil penelitian sebelumnya yang  dilakukan oleh Siti Alimatul Farizal yang melakukan penelitian berbasis starter  eksperimen di kelas VIII Mts NU 09 menyimpulkan adanya peningkatan nilai hasil  belajar peserta didik. Hal ini mendorong peneliti untuk melalukan pengembangan  instrumen penilaian kinerja berbasis pendekatan starter eksperimen pada materi sistem  pencernaan pada kelas XI SMA Negeri 17 Makassar. Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah  bagaimana mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis pedekatan starter  eksperimen yang valid, efektif dan praktis? Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengembangkan perangkat  pembelajaran praktikum berbasis starter eksperimen materi sistem pencernaan yang  valid, efektif, dan praktis. Manfaat yang diharapkan pada hasil penelitian ini adalah (1) Penelitian ini  diharapkan dapat menambah sumber kajian tentang manfaat perangkat pembelajaran  berbasis starter eksperimen khususnya pada materi sistem pencernaan kelas XI. (2)  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih kepada pendidik untuk  dijadikan dasar melaksanakan proses pembelajaran yang berbasis starter eksperimen  pada materi sistem pencernaan kelas XI. (3) Sebagai rujukan untuk melakukan proses  pembelajaran yang berbasis starter eksperimen pada materi sistem pencernaan kelas XI.  Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar atau pedoman dalam perangkat  pembelajaran peserta didik yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Menurut Sugiono dalam bukunya yang berjudul metode penelitian pendidikan  pada tahun 2002 halaman 47 menyatakan bahwa penelitian adalah suatu cara ilmiah  untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti  kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan  sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang  masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara  dilakukan dalam penelitian dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. (Bedakan cara yang tidak  ilmiah, misalnya mencari data jatuhnya pesawat terbang melalui paranormal).  Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian tersebut menggunakan  langkah-langkah tertentu yang bersifat logis. Menurut Sujadi pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk  mengembangkan suatu produk baru, atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang  dapat dipertanggungjawabkan. Produk tersebut tidak selalu berbentuk benda atau  perangkat keras, seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas atau di  laboratorium, tetapi bisa juga perangkat lunak, seperti program komputer untuk  pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau laboratorium, ataupun  model-model pendidikan, pembelajaran, pelatihan, bimbingan, evaluasi, manajemen. Perangkat pembelajaran adalah hal yang harus disiapkan oleh guru sebelum  melakukan proses pembelajaran. Perangkat pembelajaran merupakan alat atau  perlengkapan untuk melaksanakan proses yang memungkinkan pendidik dan peserta  didik dapat melakukan proses pembelajaran. Menurut Brata dalam Komalasari, perangkat pembelajaran adalah salah satu  wujud persiapan yang dilakukan oleh guru sebelum mereka melakukan proses  pembelajaran. Menurut Suhadi dalam komalasari, menyatakan perangkat pembelajaran  adalah sejumlah bahan, alat, media, petunjuk, dan pedoman yang akan digunakan dalam  proses pembelajaran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan  prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar.  RPP paling luas mencakup satu kompetensi dasar yang meliputi satu atau beberapa  indikator untuk satu kali pertemuan atau lebih. Berdasarkan Permendiknas No 41 Tahun  2007 tertanggal 23 Nopember 2007 tentang standar proses untuk satuan pendidikan  dasar dan menengah, bahwa pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)  dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya  mencapai kompetensi dasar. RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan  dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap  pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan pelajaran di satuan pendidikan sebagai penunjang dalam proses pembelajaran.Pengembangan RPP harus memperhatikan minat dan perhatian peserta didik  terhadap materi standar dan kompetensi dasar yang dijadikan bahan kajian. Dalam hal  ini, harus diperhatikan agar guru jangan hanya berperan sebagai transformator, tetapi  juga harus berperan sebagai motivator yang dapat membangkitkan gairah dan nafsu  belajar, mendorong peserta didik untuk belajar, dengan menggunakan berbagai variasi  media dan sumber belajar yang sesuai, serta menunjang pembentukan kompetensi dasar. Proses pembelajaran yang diharapkan optimal tentunya mempertimbangkan  pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan komponen – komponen sistem  pembelajaran yang ada. Salah satu pendekatan pembelajaran yang cocok untuk kegiatan  praktikum adalah Pendekatan Starter Eksperimen (PSE), atau diartikan sebagai  pendekatan percobaan awal. Secara garis besar, dalam model starter eksperimen  menyajikan suatu kegiatan eksperimen atau percobaan sebagai langkah awal dalam  proses pembelajaran. “Starter Experiment Approach (SEA) which is designed to  introduce every new science or mathematics topic or concept using a starter experiment  to generate discussion and engage the students”, artinya pendekatan starter eksperimen  didesain untuk memperkenalkan tiap – tiap konsep atau topik matematika dan sains  yang baru dengan menggunakan suatu percobaan awal untuk menghasilkan kegiatan  diskusi yang melibatkan para siswa. Pembelajaran PSE merupakan pendekatan pembelajaran yang mengetengahkan  gejala alam sebagai percobaan awal yang berfungsi sebagai media bagi anak melatih  keterampilan melakukan pengamatan. Percobaan Awal PSE merupakan pendekatan  komprehensif untuk pengajaran IPA yang mencakup berbagai strategi pembelajaran  yang biasanya diterapkan terpisah dan berorientasi terhadap ketrampilan proses. Hasil pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Starter Eksperimen (PSE)  memperlihatkan peningkatan yang signifikan. Proses pembelajaran praktikum di  laboratorium dapat memberikan pengalaman bagi siswa baik dalam ranah kongnitif,  afektif maupun psikomotorik. Pada ranah kongnitif, praktikum memberikan manfaat  dalam membantu pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan didalam kelas. Pada  afektif, praktikum dapat melatih sikap ilmiah siswa. Pada ranah psikomotorik,  praktikum dapat melatih ketampilan siswa dalam menggunakan alat dan bahan secara  tepat. Menurut Heru Nurcahyo dalam bukunya yang berjudul sistem pencernaan  makanan pada tahun 2005 dari halaman 1 sampai 4 menyatakan bahwa makanan yang  kita makan belum dapat dimanfaatkan oleh sel-sel tubuh manakala makanan tersebut  belum mengalami proses pencernaan (digesti), kecuali air, vitamin dan mineral. Bahan  makanan mengandung unsur-unsur yang diperlukan oleh tubuh kita antara lain: 1.  Karbohidrat yang dapat dibedakan menjadi glukosa, glikogen, pati (amilum, starch) dan  molekul sangat panjang (selulose). 2. Lemak dibedakan menjadi asam lemak, gliserol,  lipoprotein, dan kolesterol. 3. Protein dapat dibedakan menjadi protein sederhana,  peptida, asam nukleat (DNA dan RNA) dan asam amino. 4. Air, dapat dibedakan  menjadi air yang didapat secara langsung dari air minum atau air yang berasal dari  makanan yang mengandung air dan yang diproduksi oleh sel tubuh pada proses  pembakaran seluler. 5. Vitamin dapat dibedakan menjadi kelompok vitamin yang larut  lemak (ADEK) dan larut air (B, C). 6. Mineral dibedakan menjadi natrium, kalium,  klorida, iodium dan zat besi. Digesti adalah proses pemecahan zat-zat makanan sehingga dapat diabsorpsi  oleh saluran pencernaan. Proses digesti meliputi: (1) pengambilan makanan (prehensi),  (2) memamah (mastikasi), (3) penelanan (deglutisi), (4) pencernaan (digesti), dan (5)  pengeluaran sisa-sisa pencernaan (egesti). Berdasarkan proses pencernaannya dapat  dibedakan menjadi digesti makanan secara mekanis, enzimatis, dan mikrobiotis. Hasil  akhir proses pencernaan adalah terbentuknya molekul-molekul atau partikel-partikel  makanan yakni glukosa, asam lemak, dan asam amino yang siap diserap (absorpsi) oleh  mukosa saluran pencernaan. Selanjutnya, partikel-partikel makanan tersebut dibawa  melalui sistem sirkulasi (tranportasi) untuk diedarkan dan digunakan oleh sel-sel tubuh  sebagai bahan untuk proses metabolisme (assimilasi) sebagai sumber tenaga (energi),  zat pembangun (struktural), dan molekul-molekul fungsional (hormon, enzim) dan  keperluan tubuh lainnya. Sistem pencernaan tersusun atas saluran digesti dan kelenjar digesti. Saluran  digesti tersusun atas (1) Mulut (rongga mulut), di rongga mulut terdapat gigi (gerigi)  yang berfungsi untuk menyobek, mengunyah zat-zat makanan secara mekanis sehingga  menjadi zat-zat yang lebih kecil dan memudahkan bekerjanya enzim pencernaan. Di  rongga mulut terdapat bibir, lidah dan palatum (langit-langit) untuk membantu  penguyahan zat makanan, dan penelanan zat makanan. Di rongga mulut terdapat muara kelenjar air liur (saliva) yang mengandung enzim ptyalin (amilase). (2) Faring  (Pharynx) merupakan persilangan antara saluran makanan dan saluran udara. Epiglotis berperan sebagai pengatur (klep) kedua saluran tersebut. Pada saat menelan makanan  saluran udara ditutup oleh epiglotis dan sebaliknya jika sedang menghirup nafas. (3)  Esofagus (kerongkongan), saluran panjang berotot (muskuler) yang menghubungkan  rongga mulut dengan lambung. Pada batas antara esophagus dengan lambung terdapat  sphincter esophagii yang berfungsi mengatur agar makanan yang sudah masuk ke  dalam lambung tidak kembali ke esophagus. (4) Gastrium (lambung), makanan  ditampung, disimpan dan dicampur dengan asam lambung, lendir dan pepsin. Mukosa  lambung banyak mengandung kelenjar pencernaan. Kelenjar pada bagian pilorika dan  kardiaka menghasilkan lendir. Kelenjar pada fundus terdapat sel parietal (oxyntic cell)  menghasilkan HCl, dan chief cell menghasilkan Pepsinogen. Proses digesti di lambung  meliputi: 1) Pencernaan pada lambung sebatas pada protein, sangat sedikit lemak, dan  karbohidrat. Absorpsi zat-zat tertentu seperti alkohol dan obat-obatan. 2) Makanan  setelah melewati lambung menjadi dalam bentuk bubur makanan (chyme). Dengan  mekanisme dorongan dari otot lambung chyme menuju ke usus dua belas jari  (duodenum). (5) Intestinum tenue (usus halus), usus halus dibedakan menjadi 3 bagian yaitu duodenum, jejunum, dan ileum. Pada duodenum terdapat muara dari duktus  koledokus dan duktus pankreatikus. Cairan empedu dari kantung empedu dikeluarkan  lewat duktus koledokus. Cairan pankreas lewat duktus pankreatikus. Cairan pankreas  mengandung enzim lipase, amylase, trypsinogen dan chemotrypsinogen. Lipase untuk  memecah lemak (setelah diemulsifikasikan oleh empedu) menjadi asam lemak dan  gliserol. Amylase untuk memecah amilum menjadi sakarida sederhana. Jejunum  merupakan tempat absorpsi zat-zat makanan. Proses penyerapan (absorpsi) zat-zat  makanan meliputi difusi, osmosis, dan transpor aktif. 1) Monosakarida dan asam amino  melalui mekanisme difusi fasilitasi. 2) Asam lemak melalui mekanisme difusi biasa. 3)  Vitamin melalui mekanisme difusi biasa. 4) Air melalui mekanisme difusi dan osmose.  5) Elektrolit dan mineral melalui mekanisme difusi, dan transport aktif. Ileum Absorpsi  melalui villi usus. (6) Intestinum crassum (usus besar), usus besar terdiri atas caecum  dan colon. Caecum berupa kantung-kantung dengan pita (taenia) dan haustra. Colon  dapat dibedakan menjadi colon ascenden (naik), transversal (mendatar), descenden  (turun). Usus besar merupakan tempat untuk absorpsi air dan mineral yang tidak terserap di usus halus. Pencernaan secara mikrobiotis oleh bakteri komensal (E. coli),  menghasilkan gas, dan sintesis vitamin K. (7) Rektum, merupakan kantung yang  berfungsi menampung feses. Setelah penuh terjadi perangsangan karena ekstensi  (peregangan) dinding rektum sehingga timbul keinginan untuk berak (defekasi). Anus,  merupakan katup muskuler (spinchter ani) berfungsi mengatur pengeluaran tinja.  Kelainan saluran pencernaan: 1. Mencret (diare), karena adanya rangsangan yang  berlebihan sehingga motilitas usus meningkat. 2. Konstipasi, karena defekasi yang tidak  teratur dan sulit. Menurut Sugiono penelitian dan pengembangan (research and development)  bertujuan untuk menghasilkan produk baru melalui proses pengembangan. Sehingga  dapat dikatakan penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang secara  khusus berpusat pada pembuatan suatu produk baru yang merupakan hasil dari  pengembangan produk lama, secara keseluruhan, prosedur-prosedur dalam metode ini  akan melahirkan suatu produk yang lebih baik dari produk sebelumnya, sebagaimana  yang disinggung salah satu sumber di atas yaitu efektif. Metode penelitian dan pengembangan terdapat berbagai jenis model  pengembangan. Beberapa diantaranya yaitu model pengembangan Brogg & Gall, model  ADDIE, model 4D Thiagarajan, model Degeng, model Plomp, model Dick and Carey,  model Hanafin and Peck, dan model Kemp. Setiap model pengembangan tersebut  memiliki karakteristiknya masing-masing. Pada penelitian dan pengembangan penuntun  praktikum ini dipilih model pengembangan Plomp. Model pengembangan Plomp  berorientasi pada produk yang akan dikembangkan. Model Plomp mendeskripsikan  tahapan siklus R & D di pengembangan pendidikan dalam lima tahapan yaitu (1) fase  investigasi awal, (2) fase desain, (3) fase realisasi/konstruksi, (4) fase tes, evaluasi, dan  revisi, dan (5) fase implementasi. Tahap pengembangan Plomp sebagai berikut, Fase investigasi awal (Prelimenary  Investigation) Hal pertama yang dilakukan pada model pengembangan Plomp adalah  melakukan investigasi awal terhadap masalah pendidikan yang terjadi. Dalam proses  desain, mengetahui masalah yang terjadi adalah kunci utama. Masalah adalah  kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Masalah dapat diartikan sebagai  penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori  dengan praktek, antara aturan dengan pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksanaan. Jika masalah diartikan sebagai kesenjangan atau penyimpangan, maka hal mula – mula  yang dilakukan adalah menyelidiki penyebab kesenjangan tersebut. Proses penyelidikan  inilah yang diartikan sebagai Prelimenary Investigation atau investigasi awal. Istilah  preliminary investigation juga biasa diartikan analisis kebutuhan atau analisis masalah. Fase desain (Design), fase desain, pemecahan masalah atau solusi didesain, mulai dari  definisi masalah. Berangkat dari masalah yang diselidiki pada investigasi awal, maka  akan didesain pemecahan atau solusi dari masalah tersebut. Plomp mengemukakan  “Characteristic activities in this phase are the generation of alternative (part) solutions  and comparing and evaluating these alternatives, resulting in the choice of the most  promising design or blue print for the solution”. Artinya karakteristik aktivitas dalam  fase ini adalah generasi dari solusi – solusi alternatif, membandingkan dan  mengevaluasi alternatif tersebut, menghasilkan pilihan desain yang paling dipromosikan  atau disebut sebagai cetak biru untuk solusi. Fase realisasi / konstruksi  (Realization/Construction)Fase atau tahap ini, desain pemecahan masalah  direalisasikan. Desain yang merupakan rancangan kerja atau rencana kerja yang telah  disusun, direalisasikan untuk menemukan pemecahan atau jalan keluar dari masalah  pendidikan. Plomp mengatakan :“In fact, the design is a written out or worked out plan  which forms the departure point for the phase in which the solution is being realized or  made. This is often entail construction or production activities such us curriculum  development or the production of audio-visual material.” Artinya berdasarkan fakta,  desain adalah rencana tertulis atau rencana kerja yang mana titik keberangkatan untuk  tahap ini adalah direalisasikannya atau dibuatnya solusi (pemecahan masalah).  Kebanyakan diakhiri dengan kegiatan konstruksi atau aktivitas produksi, seperti  pengembangan kurikulum, proses produksi bahan audio – visual. Fase tes, evaluasi,  dan revisi (Test, Evaluation and Revision), desain rencana kerja atau rencana tertulis  yang telah direalisasikan, idealnya perlu diuji, dievaluasi, direvisi. Proses dalam tahap  ini untuk mengetahui hasil desain yang telah direalisasikan.) menyebutkan “Pemecahan  yang dikembangkan harus diuji dan dievaluasi dalam praktik”. Plomp dan van Volde  dalam Sekarsari (2012) menyatakan “Without evaluation it can not be determined  whether a problem has been solved satisfactorily, in other words, whether the desired  situation, as described in the definite formulation of the problem, has been reached”.  Artinya tanpa evaluasi, tidak dapat ditentukan apakah masalah telah terselesaikan dengan memuaskan. Dengan kata lain, apakah situasi yang diinginkan. Sebagaimana  yang telah dideskripsikan pada perumusan masalah, telah dicapai. Kegiatan revisi  dilakukan apabila ditemukan kelemahan – kelemahan atau kekurangan dari desain  rencana kerja atau rencana tertulis. Revisi produk dilakukan apabila terdapat  kekurangan dalam pemakaian di lembaga pendidikan yang lebih luas. Fase  implementasi (Implementation), Plomp mengatakan “solutions have to be introduced,  in other words, have to be implemented”. Artinya solusi harus diperkenalkan, dengan  kata lain, harus diimplementasikan. Perlu diperhatikan, solusi atau pemecahan masalah  adalah sudah tentu solusi yang teruji, tidak lagi memiliki kelemahan dalam  pelaksanannya. Atau setidaknya dapat menutupi kelemahan – kelemahan terhadap  desain pemecahan masalah sebelumnya. Fase implementasi dapat berupa keadaan yang  berlangsung saat penelitian, khususnya di lokasi dan lingkungan penelitian. Fase-fase  lainnya berlangsung atau dilaksanakan dengan memperhatikan situasi dan kondisi yang  ada dan terjadi di lapangan. Implementasi dilakukan jika pemecahan masalah atau solusi  telah diuji berkali, proses yang berkali dimaksudkan untuk mendapatkan keefektivan  dalam pemakaian atau pelaksanaannya. Implementasi berkaitan dengan pembuatan  produk massal. “Bila produk yang berupa metode mengajar baru tersebut telah  dinyatakan efektif dalam beberapa kali pengujian, maka metode mengajar baru tersebut  dapat diterapkan pada setiap lembaga pendidikan. METODOLOGI PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini adalah jenis penelitian pengembangan (research and  development). Pelaksanaan penelitian pengembangan mengikuti model pengembangan  Plomp. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian berada di SMAN 17 Makassar. Adapun subjek uji coba pada  penelitian adalah siswa kelas XI IPA . Model Pengembangan Produk  Pengembangan perangkat pembelajaran berbasis starter eksperimen mengacu  pada model pengembangan Plomp. Model Plomp terdiri atas lima tahap, tahap-tahap  tersebut yaitu : 1) fase investigasi awal (prelimenary investigation), 2) fase desain  (Design), 3) fase realisasi /konstruksi (realization / construction), 4) fase tes, evaluasi, dan revisi (test, evaluation, revision), 5) fase implementasi (implementation). Instrumen Penelitian Angket Respons Peserta Didik Angket digunakan untuk penilaian praktis tidaknya perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Angket ini nantinya akan berisi pernyataan terkait persentase  keterlaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan starter eksperimen.  Butir-butir Tes Hasil belajar digunakan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap  materi yang telah diajarkan. Pembelajaran dikatakan efektif jika minimal 80% siswa  tuntas dari KBM (Ketuntasan Belajar Minimal) dengan ketuntasan individu ≥ 75. Teknik Pengumpuan Data Data Uji Kevalidan Lembar validasi media pembelajaran digunakan untuk memperoleh informasi  tentang kualitas perangkat pembelajaran berbasis starter eksperimen berdasarkan  penilaian para validator ahli. Pengembangan perangkat pembelajaran berbasis  pendekatan starter eksperimen yang dibuat dikatakan valid jika hasil penilaian validator  menunjukkan nilai keseluruhan aspek dan untuk semua aspek minimal berada pada  kategori cukup valid. Data Uji Kepraktisan Data uji kepraktisan diperoleh dari instrumen penelitian berupa angket respon  siswa dan angket respon guru. Data uji kepraktisan diperlukan untuk mengetahui  apakah produk hasil penelitian dapat digunakan dengan mudah. Data Uji Keefektifan Data uji keefektifan diperoleh dari instrumen penelitian berupa butir-butir tes.  Data uji keefektifan digunakan untuk mengetahui apakah produk yang dihasilkan dapat  memberikan hasil sesuai yang diharapkan. Keefektifan produk ditentukan dengan  melihat nilai hasil belajar peserta didik. Teknik Analisis Data Analisis Kevalidan 1. Analisis kevalidan Kegiatan yang dilakukan dalam proses analisis data kevalidan adalah sebagai  berikut:a. Melakukan rekapitulasi hasil penilaian validator b. Mencari rerata hasil penilaian validator untuk setiap aspek dan rerata aspek total. Mencari rerata tiap aspek dengan rumus: Ai =  ∑ 𝐾𝑖𝑗 𝑛 𝑗=1 𝑛  Keterangan: Ai = rata-rata aspek ke-i 𝐾𝑖𝑗 = skor hasil penilaian terhadap kriteria ke-i oleh penilai ke-j n = banyaknya penilai Mencari rerata total ( x ) dengan rumus: x =  ∑ 𝐴𝑖𝑗 𝑛 𝑗=1 𝑛 Keterangan:  x = rerata total Ai = rata-rata nilai untuk aspek ke-i n = banyaknya aspek c. Kategori validitas ditentukan setiap aspek dan keseluruhan aspek yang ditetapkan  menggunakan skala, data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan  dalam pengertian kualitatif. (Sugiyono, 2013: 143) Analisis Data Kepraktisan Kriteria kepraktisan penggunaan perangkat pembelajaran berbasis pendekatan  starter eksperimen dilihat dari angket respon guru dan peserta didik mata pelajaran  biologi nalisis angket respons peserta didik akan dilakukan dengan cara menghitung  banyaknya peserta didik yang memberikan respons positif sesuai dengan aspek yang  ditanyakan dalam lembar respon peserta didik. Analisis Data Keefektifan Keefektifan perangkat pembelajaran berbasis pendekatan starter eksperimen yang dikembangkan dianalisis melalui data pengukuran hasil belajar peserta didik.  Pencapaian hasil belajar diarahkan pada pencapaian secara individu dan klasikal. Peserta didik dikatakan berhasil (tuntas) apabila memperoleh nilai lebih besar atau sama  dengan nilai KBM (Nilai > KBM). Pembelajarn dikatakan berhasil secara klasikal jika  minimal 80% siswa mencapai nilai tuntas. Penentuan hasil belajar peserta didik berdasarkan skor yang diperoleh dihitung  menggunakan rumus: N = 𝑤 𝑛 x 100% Keterangan: N = nilai yang diperoleh siswa w = jumlah soal benar n = banyaknya item soal kemudian data yang terkumpul yaitu data hasil belajar peserta didik dianalisis  dengan menggunakan analisis deskriptif, untuk mendeskripsikan ketuntasan hasil  belajar siswa setelah pembelajaran menggunakan media cerpen yang telah  dikembangkan. Keperluan tersebut menggunakan: a. Membuat tabel distribusi dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Menentukan rentang nilai, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil R = Xt – Xr Keterangan: R = rentang nilai Xt = data terbesar Xr = data terkecil 2) Menentukan banyaknya kelas interval K = 1 + (3,3) log n Keterangan: K = kelas interval N = jumlah siswa 3) Menghitung panjang kelas interval P =  𝑅 𝐾 Keterangan: P = panjang kelas interval R = rentang nilai K = kelas interval4) Menentukan ujung kelas pertama 5) Membuat tabel distribusi frekuensi b. Menghitung rata-rata x =  ∑ 𝑓𝑖𝑥𝑖 𝑘 𝑖=1 ∑ 𝑓𝑖 𝑘 𝑖=1 Keterangan: x = rata-rata Fi = frekuensi ke i Xi = titik tengah c. Menghitung presentase (%) nilai rata-rata P =  𝑓 𝑁 x 100% Keterangan: P = angka persentase f = frekuensi yang dicapai presentasenya n = banyak sampel / responden d. Mengategorisasikan kemampuan peserta didik, berdasarkan teknik kategorisasi  standar yang ditetapkan oleh departemen pendidikan dan kebudayaan.  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran dengan Menggunakan Model Plomp. Tahap Investigasi Awal Pada tahap pendefinisian ini telah dilakukan observasi ke sekolah sasaran yang  meliputi langkah-langkah yaitu: (1) analisis kurikulum, (2) analisis masalah, (3) analisis  materi dan (4) analisis pelaksanaan pembelajaran yang diuraikan sebagai berikut:  Analisis kurikulum Pada fase ini dimulai dengan pengumpulan data atau informasi melalui  wawancara bebas kepada guru untuk mengetahui perangkat pembelajaran yang  digunakan di sekolah tersebut. Setelah wawancara kemudian dilanjutkan untuk  menganalisis permasalahan-permasalahan yang terjadi disekolah yaitu analisis masalah,  analisis perangkat pembelajaran yang digunakan disekolah dan proses pembelajaran  yang digunakan.Analisis Masalah Analisis masalah bertujuan untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang sering  dihadapi oleh guru dan perlu mendapatkan perhatian yang sangat serius. Dalam  pelaksanaan pembelajaran, perangkat yang digunakan adalah hal utama yang akan  mendorong kesuksesan suatu proses pembelajaran.Berdasarkan dari hasil wawancara  yang telah dilakukan diperoleh bahwa: a) proses pembelajaran yang dilakukan oleh  semua guru biologi di SMAN 17 Makassar secara umum, dimana guru masih sibuk  berceramah tanpa memberikan waktu kepada peserta didik untuk belajar mandiri, b)  guru dalam melakukan penilaian tidak menggunakan panduan penilaian sehingga sulit  menilai jawaban peserta didik benar atau salah dan pemberian skor yang tidak efektif, c)  guru dalam melakukan proses praktikum tidak memiliki pedoman pelaksanaan  praktikum secara khusus dan hanya mendasar pada pengetahuan sederhana saja Hasil Analisis Materi Materi yang digunakan yaitu materi uji kandungan zat makanan. Pemilihan  materi praktikum ini disebabkan karena materi ini diajarkan pada semester genap dan  dasar untuk menerapkan pendekatan starter eksperimen lebih mudah karena sering  dijumpai. Materi-materi yang digunakan kemudian dianalisis secara sistematis sesuai  dengan konsep dan teori yang telah peserta didik peroleh sebelumnya di dalam kelas  kemudian materi praktikum disesuaikan dengan panduan praktikum yang telah dibuat  dan mengacu pada penuntun praktikum yang berbasis pendekatan starter eksperimen  sesuai dengan standar pendidikan. Hasil Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Dari hasil wawancara bebas yang dilakukan oleh peneliti kepada guru biologi  kelas XI IPA 5 bahwa proses pelaksanan pembelajaran biologi di SMAN 17 Makassar  berdasarkan tiga fase yaitu: Kegiatan Pra-Praktikum merupakan suatu kegiatan peserta  didik yang dilakukan sebelum percobaan. Dimana guru melakukan proses pembelajaran  secara menoton di dalam ruangan kelas. Kegiatan aktivitas praktikum merupakan  kegiatan praktikum dalam suatu percobaan dan keterampilan-keterampilan yang  dimiliki oleh setiap peserta didik dalam menggunakan alat dan bahan praktikum.  Setelah melakukan praktikum tidak dilakukannya diskusi atau tanya jawab oleh  guru.Kegiatan setalah melakukan praktikum dimana peserta didik menerima kembali proses pembelajaran menoton oleh guru tanpa membahas kembali praktikum yang telah  dilakukan Spesifikasi Tujuan Pembelajaran Hasil analisis spesifikasi tujuan pembelajaran adalah (1) Peserta didik mampu  melalukan uji coba makanan dengan melihat panduan lembar kerja siswa. (2) Peserta  didik mampu menyebutkan zat-zat yang terkandung dalam makanan yang diuji  cobakan. (3) Peserta didik mampu menyebutkan organ-organ pada sistem pencernaan.  (4) Peserta didik mampu menguraikan fungsi-fungsi dari organ perncernaan. (5) Peserta  didik mampu menjelaskan proses pencernaan makanan. Tahap Perancangan (Design) Tahap ini merupakan suatu tindakan pemecahan masalah dari setiap  permasalahan yang ditemukan dalam fase investigasi awal dengan membandingkan dan  menganalisis masalah-masalah tersebut. Dalam pelajaran biologi tidak hanya pada satu  kegiatan saja yaitu proses pembelajaran di ruang kelas tetapi peserta didik perlu  melakukan percobaan untuk mengetahui apa dan bagaimana praktikum itu akan  berlangsung serta bagaimana cara melaporkan hasil praktikum itu dalam bentuk karya  ilmiah sederhana. Atas dasar tersebut maka dalam penelitian ini dilakukan perancangan  berupa perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP, Instrumen penilaian dan Lembar  Kerja Siswa (LKS) yang dimana semua perangkat yang dikembangkan berbasis  pendekatan starter eksperimen. Prototipe 1 Hasil dari perancangan perangkat pembelajaran berbasis PSE yang terdiri dari  (a) Rancangan Proses pembelajaran (RPP) yang dibuat adalah RPP yang berbasis  pendekatan starter eksperimen yakni pendekatan yang mengacu pada percobaan awal  yang dilakukan oleh peserta didik. (b) Perangkat Penilaian yakni perangkat yang  berbasis pada pendekatan starter eksperimen dimana penilaian disini memperlihatkan  keterampilan siswa dalam melakukan uji coba awal tanpa bimbingan dan arahan dari  pendidik. (c) Lembar Kerja siswa (LKS), dimana LKS yang dibuat adalah LKS yang  berbasis pendekatan starter eksperimen yang terlihat jelas akan percobaan awal yang  akan dilakukan oleh peserta didik serta panduan bahan yang digunakan dengan jumlah  yang sudah tertera jelas jadi peserta didik dapat melakukan uji coba tanpa memerlukan  bimbingan dari guru.Tahap Realisai atau Konstruksi Perangkat yang telah dirancang di tahap desain mulai dikembangkan. Perangkat  pembelajaranyang telah dibuat dan dikembangkan akan dinilai oleh para ahli/ validator,  kegiatan ini disebut validasi prototipe 1. Selanjutnya hasil validasi beserta saran-saran  dari para validator dijadikan acuan dalam merevisi perangkat pembelajaran berbasis  pendekatan starter eksperimen yang dikembangkan. Hasil revisi dari prototipe 1 disebut  prototipe 2 kemudian diujicobakan di lapangan terbatas. Tahap Test, Evaluasi dan Revisi Perangkat pembelajaran berbasis pendekatan starter eksperimen yang telah  direvisi berdasarkan masukan dari para validator selanjutnya diuji cobakan dikelas XI  IPA 5 SMAN 17 Makassar dengan jumlah peserta didik 38 orang. Kegiatan uji coba  dilakukan pada bulan Agustus 2017 dengan melakukan 2 kali pertemuan proses  pembelajaran. Analisis Kevalidan Perangkat Pembelajaran Berbasis Pendekatan Starter  Eksperimen Hasil Validasi Ahli Terhadap Peranagkat yang Dikembangkan Hasil Validasi RPP berasis starter eksperimen menunjuukkan bahwa nilai rata￾rata kevalidan 3,28 berada pada kategori valid , yaitu berada pada (2,5 ≤ V < 3).  Penilaian secara umum oleh para ahli untuk rpp adalah baik dan dapat digunakan  dengan revisi. Hasil Validasi lembar kerja siswa menunjukkan bahwa nilai rata-rata  kevalidan 3,44 berada pada kategori valid yaitu berada pada (2,5 ≤ V < 3,). Penilaian  secara umum oleh para ahli untuk lembar kerja siswa adalah baik dan dapat digunakan  dengan sedikit revisi.Hasil Validasi instrumen penilaian menunjukkan bahwa nilai rata￾rata kevalidan 3,21 berada pada kategori valid yaitu berada pada (2,5 ≤ V ≤ 3,5).  Penilaian secara umum oleh para ahli untuk instrumen penilaian adalah baik dan dapat  digunakan dengan sedikit revisi.  Hasil Validasi tes hasil belajar menunjukkan bahwa nilai rata-rata kevalidan 3,5 berada pada kategori sangat valid yaitu berada pada (3,5 ≤ V ≤ 4). Penilaian secara  umum oleh para ahli untuk instrumen penilaian adalah baik dan dapat digunakan  dengan sedikit revisi.Analisis Kepraktisan Perangkat Pembelajaran Berbasis Starter Eksperimen Secara umum hasil penilaian ahli dan praktisi terhadap perangkat pembelajaran  biologi berbasis pendekatan starter eksperimen menyatakan bahwa perangkat layak  digunakan dalam pembelajaran. Sedangkan berdasarkan hasil pengamatan pada saat uji  coba terhadap perangkat pembelajaran oleh dua observer menyatakan bahwa nilai  keterlaksanaan perangkat pembelajaran sudah sesuai harapan karena semua komponen – komponen yang menjadi penilaian dalam instrument pengamatan keterlaksanaan  perangkat pembelajaran diperoleh rata – rata nilai 3,45. Begitupun dengan kemampuan  guru mengelola pembelajaran rata- rata totalnya sebesar 3,26 yaitu berada pada kategori  sedang dan respon peserta didik 3,40. Hal ini berarti bahwa perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan praktis  dan dapat digunakan dalam pembelajaran biologi berbasis pendekatan starter  eksperimen. Berdasarkan hasil penilaian pengamatan, maka perangkat pembelajaran  telah memenuhi kriteria kepraktisan. Selain itu kriteria keterlaksanaan perangkat,  termasuk dalam kategori “terlaksana seluruhnya”, yang berarti bahwa keseluruhan  aspek yang diamati dalam pembelajaran terlaksana seluruhnya dan peserta didik terlihat  aktif dalam proses pembelajaran Analisis Keefektifan Perangkat Pembelajaran Pengkategorikan keefektifan dari suatu perangkat pembembelajaran maka,  indikator kriteria tersebut harus terpenuhi. Dari komponen – komponen tersebut pada  saat uji coba diperoleh hasil aspek terpenuhi, sehingga dapat disimpulkan bahwa  perangkat pembelajaran biologi yang bebasis pendekatan starter eksperimen pada materi  sistem pencernaan pada manusia memenuhi kriteria kefektifan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan uji coba perangkat pembelajaran biologi berbasis  pendekatan starter eksperimen pada materi sistem pencernaan manusia pada kelas XI  IPA 5 SMAN 17 Makassar diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut (1)  Pengembangan perangkat pembelajaran berbasis pendekatan starter eksperimen pada  materi sistem pencernaan kelas XI yang diperoleh dengan mengacu pada model  pengembangan Plomp. Pada fase investigasi awal diperoleh melalui wawancara bebas  kepada guru, menganalisis perangkat dan menganalisis pendekatan pembelajaran yang  diterapkan di sekolah. Selanjutnya fase desain dengan membuat rancangan instrumen perangkat pembelajaran berbasis pendekatan starter eksperimen. Fase realisasi/konstruksi merupakan fase tahap selanjutnya dari fase desain dimana dilakukan  validasi isi terhadap perangkat pembelajaran erbasis pendekatan starter ekperimen  kepada para ahli (validator) dan memenuhi kriteria layak digunakan. Kemudian fase tes,  evaluasi dan revisi yaitu setelah diperoleh perangkat pembelajaran yang telah divalidasi  dan memenuhi kriteria layak kemudian melanjutkan ke tahap uji coba terbatas. (2)  Berdasarkan data uji coba kevalidan perangkat pembelajaran dengan beberapa revisi,  dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran berupa RPP, LKS, dan Instrumen  Penilaian memenuhi kategori valid yaitu berada pada (2,5 ≤ V < 3,5), serta instrument  Tes Hasil Belajar (THB), pengamatan keterlaksanaan perangkat pembelajaran,  pengamatan kemampuan guru mengelola pembelajaran, dan angket respon peserta didik  memenuhi kategori sangat valid yaitu berada pada (3,5 ≤ V ≤ 4). (3) Berdasarkan uji  coba kepraktisan perangkat pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa perangkat  pembelajaran yang dikembangkan memenuhi kategori kepraktisan melihat rata – rata  hasil dari pengamatan keterlaksanaan perangkat pembelajaran, pengamatan kemampuan  guru mengelola pembelajaran, dan angket respon siswa berada pada kategori sedang  yaitu berada pada (3 ≤ Va < 4). (4) Berdasarkan uji coba keefektifan perangkat  pembelajaran, dapat disipulkan bahwa perangkat pembelajaran berbasis pendekatan  starter eksperimen pada mata pelajaran biologi materi sistem pencernaan pada manusia  memenuhi kategori efektif melihat rata – rata ketuntasan belajar siswa sebesar 91,71 %  nilai tertinggi 100 dan nilai terendah adalah 70 dengan rentang nilai 30. UCAPAN TERIMA KASIH Syukur Alhamdulillah senantiasa penulis panjatkan kahadirat Allah SWT yang  memilki keistimewaan dan pemberian segala kenikmatan besar, baik nikmat iman,  kesehatan dan kekuatan didalam penyusunan skripsi ini. Salawat dan salam senantiasa  tercurahkan kepada Sayyidina Muhammad SAW. Keluarga dan para sahabatnya dan  penegak sunnah-Nya sampai kelak akhir zaman. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada kedua  orang tua dan keluarga yang telah memberi dukungan baik secara materi maupun non  material dalam meneyelsaikan skripsi tersebut, dan terima kasih sebesar-besarnya dan  penghargaan setinggi-tingginya kepada Ibu St. Syamsudduha dan Ibu Jamilah selaku  Dosen Pembimbing, yang disela-sela rutinitasnya namun tetap meluangkan waktunya untuk memberikan petunjuk, dorongan, saran dan arahan sejak rencana penelitian  hingga selesainyanpenulisan skripsi ini. DAFTAR PUSTAKA Aminullah. “Pengembangan Bahan Ajar Biologi Pokok Pembahasan Sistem Reproduksi  Manusia Dengan Pendekatan Konstruktivitisme pada Siswa Kelas XI SMA”.  Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UINAM Makassar, 2013. Amin, Astuti Muhammad “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Biologi Berbasis  Konstruktivisme Berdasar Teori Sosial Vygotsky di Sekolah  Menengah Atas Vol. 1 No” (2012), http://download.portalgaruda.org/article  .php?article=133726&val=4331&title (7 Agustus 2017). Agung Webe. Smart Teaching. Yogyakarta: Jogja Bangkit Publisher, 2010.  Alimatul Farizal, Siti. Efektivitas Pembelajaran IPA Fisika dengan Pendekatan  Percobaan Awal (Starter Experiment Approach) pada Materi Pokok Kalor  terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VII MTs NU 09 Gemuh Tahun  Pelajaran 2011/2012. Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo. Published  online, 2011. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: Departemen Agama Republik Indonesia. Arifin, Zainal. Evaluasi pemblejaran. Bandung : Pt renagio rosdakarya. 2013. Carey, James O, “Library Skill, Information Skill, and Information Literacy:  Implications for Teaching and Learning Vol.1”(1998). http://www.ala.org (7  agustus 2017). Emzir. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta : Rajawali,  2007. Ishak, Baego dan St. Syamsudduha. Evaluasi Pembelajaran. Makassar: Alauddin Press.  2010. Izza dan Hasna Nur, dkk, ”The Implementation Of Scientific Approach On Environment  Changes Material Worksheet For Training Critical Thinking Skills At Grade  Vol. 5 No.1” (2016), h. 2. http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id  /article/18526/34/article.pdf (7 Agustus 2017) Kitta, Septimi. Enhancing Mathematics Teachers' Pedagogical Content Knowledge And  Skills in Tanzania. Tanzania : PrintPartners Ipskamp, 2004., Heri.  Pengembangan Media Pembelajaran interaktif Berbantuan Komputer pada  Materi Dimensi 3. Surabaya :UNESA Press, 2013. Mulyatiningsih, Endah. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung:  Alfabeta, 2011.Mustami, Muhammad Khalifah dan Gufran Darma Dirawan. “Development Of  Worksheet Students Oriented Scientific Approach At Subject Of Biology”,  vol. 95 no. 4 (2014), http://www.serialsjournals.com/serialjournalmanagr/  pdf/1456920315.pdf (24 juli 2017). Nurcahyo, Heru “Sistem Pencernaaan Makanan (Digesti)”, h. 1-6,  http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/sistdigesti-SMAKlsn2005.pdf, (4 Agustus 2017) Nurdin. Model Pembelajaran Matematika yang Menumbuhkan Kemampuan Metakognitif untuk Menguasai Bahan Ajar. Ringkasan Disertasi tidak  diterbitkan. Surabaya: PPs UNESA, 2007. Parsaroan, Togi. Penerapan Metode Praktikum Dalam Meningkatkan Hasil Belajar  Kimia Siswa Dalam Pokok Bahasan Asam dan Basa di SMP.  (online)(http://pascaldaddy512.wordpress.com/2008/12/07/penelitian) diakses  tanggal 30 oktober 2016. 2008. Prajonto Utomo, M.. Pengelolaan Praktikum di Laboratorium Kimia SMA/MA.  Makalah Disampaikan pada Kegiatan PPM Kerjasama yang berjudul Pelatihan  Pengelolaan Laboratorium Kimia Bagi Guru/Pengelola Laboratorium SMA/MA  Kabupaten Bantul, di Yogyakarta pada tanggal 13 November 2009, 2009. Rajabi, Muhammad,“Pengembangan Perangkat Pembelajaran Instalasi sistem Operasi  dengan Model Pembelajaran Berbasis Proyek”. Vol. 3 No. 1 (2015).  http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/article/17422/51/article.pdf Rahayu, E dan H. Susanto, D. Yulianti,” Pembelajaran Sains Dengan Pendekatan  Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Kemampuan  Berpikir Kreatif Siswa,”(2011), h. 108. Http://Lib.Unnes.Ac.Id/4091/1 815  4.Pdf. (7 Agustus 2017). Rawa dan Natalia Rosalina. “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Model  Learning Cycle-7E pada Materi Trigonometri untuk Meningkatkan  Kemampuan Koneksi Matematis Siswa”, Vol 1 No 6”, (2016) h. 1048,  http://download.portalgaruda.org/article.php?article=461309&val=9626&title  (7 Agustus 2017). Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta  : Prenada Media Group, 2008. Sanjaya Wina. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana,2009 Sekarsari, Ayu. Pengembangan Bahan Ajar Student Worksheet BiologyBerintegrasi  Kurikulum Cambridge Bagi Siswa SMAN 1 Makassar. Skripsi FMIPA UNM.  Tidak Diterbitkan, 2012. Semiawan, Conny. Pendekatan Ketrampilan Proses. Jakarta : PT Gramedia, 1990.Subagia, I Wayan. Masalah-Masalah Penerapan Model Pembelajaran Sains Dengan  Pendekatan Starter Eksperimen (PSE) Dalam Pembelajaran Sains Di Sekolah  Dasar. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH.  XXXVI Oktober 2003, 2003. Subekti, Hasan. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Sains SMP Berorientasi  Pendidikan Berkarakter dengan Model Kooperatif pada Materi Senstivitas  Indera Peraba. Proceedings of The 4th International Conference on Teacher  Education; Join Conference UPI & UPSI Bandung, Indonesia, 8-10 November  2010, 2010. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.  Bandung : Alfabeta, 2012. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.  Bandung : Alfabeta, 2013. Susilowati, Endah. Pengaruh Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Percobaan  Awal (Starter Experiment Approach) Pada Pokok Bahasan Alat Optik Terhadap  Hasil Pembelajaran Fisika Kelas VIII SMP Negeri 4 Pati Tahun Ajaran  2009/2010”. Skripsi Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan  Alam IKIP PGRI Semarang. Published online, 2010. Sudjana, Nana dan Ibrahim. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar  Baru Algensindo, 2009. Sugiono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2010. Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D).  Bandung: Alfabeta, 2012. Syahbana, Ali. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Kontekstual Untuk  Mengukur Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Smp Vol.  02 No. 02 (2012). https://journal.unesa.ac.id/index.php/jpps/article/view/532 (2  Agustus 2017). Trianto. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi  Pustaka, 2007. Trianto. Mendesain Model PEmbelajaran Inovatif-Progresif konsep, LAndasan, dan  Implementasinya PAda KUrikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta :  Kencana Prenada Media Group, 2009. Triyanto. Mendesain Model Pembelajaran Inovativ-Progresif. Jakarta: Kencana  Prenada Media Group, 2013. Triyanto. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: PT. Prestasi  Pustakaryan, 2010.Triyanto. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: PT. Prestasi  Pustakaryan, Catatan:. Uno, Hamzah B. Rencana Pembelajaran. Jakarta: bumi aksara, 2006. Uno, Herman dan A. Momang Yusuf, Pengembangan Perangkat Penilaian Kerja  Praktikum Fisika Pada Peserta Didik SMP UNISMUH Makassar, Jurnal Sains  dan Pendidikan Fisika, Jilid 10, Nomor 3 Desember 2014, 274-284. Izin Publikasi Jurnal telah di dapatkan dari pemiliknya.