Kisah Said bin Tsabit


Nama lengkapnya adalah Zaid bib Tsabit bin Dhahhak bin Zaid bin Louz dan bin 'Umar bin Abdu 'Auf bin Ghanam bin Malik bin Najjar Al Anshary Al Khasrajy .

Zaid bin Tsabit penduduk kota Madinah asli, termasuk golongan Anshar, dari suku Khazraj.

Bermulanya Zaid bin Tsabit mengenal ajaran Islam, se waktu Musab bin Umair diutus ke Madinah untuk mengem- bangkan agama Islam, Zaid mendengarkan ayat-ayat suci Al Qur'an di kumandangkan oleh Musab, sehingga Zaid menekuni untuk mempelajari, dan ingin menjadi hamba Allah yang baik.

Dengan idzin Allah, Zaid bin Tsabit memeluk agama Is- lam, tiada paksaan dari siapapun, hanya dengan keredlaan hati yang tulus menerima agama Islam, dan meninggalkan me- nyembah berhala.

Zaid bin Tsabit pada masa kecilnya sudah kelihatan mem punyai tabiat berjiwa seni, sastrawan, sehingga namanya terde- ngar oleh penduduk kota Madinah. Dengan modal kehalusan jiwanya ia dapat menghayati beberapa masalah. Zaid berhasil dengan gilang-gemilang. Agama Islam baginya satu-satunya agama yang menjadi pilihannya, atas dasar inilah Zaid dapat muncul memperoleh jiwa Islam.

Suara Zaid bin Tsabit hampir menyerupai suara Bilal Kalau membaca Al' Qur'an selalu mengeluarkan suara mer- dunya. Hamba Allah mendengarkan dengan penuh rasa terharu. Zaid membawa lagu dan irama bacaan sekaligus dengan me- mahami dari ayat ke ayat dari ketekunannya, sehingga Zaid dapat menghafal ayat-ayat AI' Qu'an sampai delapan belas juz.


Semasa Rasulullah di kota Madinah, Zaid berjumpa dengan Nabi dengan perantaraan orang lain, lalu Rasulullah menyuruh Zaid membacakan ayat-ayat Al' Qur'an. Rasulullah mendengar- kan dengan perasaan terharu. Pada masa itu agama Islam di kota Madinah baru berkembang.

Prilaku dan tingkah laku Zaid bin Tsabit selalu disinari iman dan taqwa kepada Allah. Pada suatu saat Zaid pernah me- mohon kepada Nabi untuk ikut perang dijalan Allah yaitu pada perang Badar dan Uhud, Nabi menegurnya Engkau masih kecil Zaid, engkau jangan ikut.

Pada umur enam belas tahun, barulah Rasulullah mengi- zinkan untuk ikut perang Khandaq. Dalam persiapan perang Zaid menggali parit dengan penuh semangat. Rasulullah merasa kagum melihat Zaid atas kerajinannya.

Tinggi martabat Zaid bin Tsabit karena menguasai ayat- ayat Al' Qur'an, bahasa Ibrani, bahasa Suryani, bahasa Persia, dan bahasa Kopti, sehingga Rasulullah menugaskan kepadanya administrasi surat-menyurat, baik sifatnya rahasia atau tidak. Ketekunan Zaid memperlajari bahasa Ibrani dan bahasa Suryani. Akhirnya Zaid dapat menguasai Kitab Injil Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Kitab-kitab ini tertulis dalam bahasa Ibrani.

Dengan keahlian dalam berbagai bahasa, Rasulullah mengangkat Zaid bin Tsabit menjadi Sekretaris pribadi, baik yang ada kaitannya dengan Wahyu dari Allah atau lainnya. Kalau Rasulullah memerlukan jawaban surat untuk orang-orang Yahudi Zaid menulisnya dengan kata-kata dia sendiri, ringkas dan praktis.

Dalam bidang hukum Zaid bin Tsabit mempunyai sifat atau tabiat alim, adil, jujur, taqwa dan bijaksana.

Zaid bin Tsabit banyak memperoleh dari Rasulullah SAW akhlak yang tinggi, semenjak dekat dengan Rasulullah SAW pada masa masih anak-anak.


Sungguh Zaid bin Tsabit sangat akrab dengan Rasulullah SAW. Sudah menjadi kebiasaan bagi Zaid untuk berkunjung
kepada Nabi pada waktu subuh. Kadang-kadang Zaid datang terlalu pagi. sehingga pernah dia makan sahur bersama Nabi.
Pada tahun 45 Hijrah Zaid wafat, dalam usia 56 tahun.

Demikian selaput cerita mengenai kisah salah satu sahabat Nabi. Semoga bisa bermanfaat!.