Hijrah Dengan Iman
Almanak Hijriyyah dinisbatkan pada peristiwa Hijrahnya Baginda saw yang penanggalannya diawali pada 1 Muharram.
Berkaitan dengan terma Hijrah (sekaligus pindahnya peradaban) Al -Qur'an secara tekstual merekam dua Pribadi Agung, yang keduanya sama - sama melakukan HIJRAH dan keduanya juga dijadikan soko guru sebagai USWATUN HASANAH: Nabi Ibrahim as dan Baginda saw.
Perisriwa Hijrah dan dijadikannya contoh utama Kedua Public Figur tersebut diabadikan dalam teks ayat - ayat Al-Qur'an tidak kurang dari 31 kata yang berasal dari kata Hajara atau Hijrah. Dari jumlah itu tidak kurang dari 6 ayat yang menyebutkan kata Hajaruu (orang-orang yang berhijrah) bergandengan dengan kata Aamanuu (orang-orang yang beriman) dan Jahaduu (orang-orang yang berjihad).
Belum lagi kata Hajaruu diiringi dengan kata Fillah (karena Allah) atau Fi Sabiilillah (di jalan Allah). Ini berarti betapa erat kaitan hijrah dengan iman. Hijrah sama sekali berbeda dengan Migrasi, hijrah adalah terminologi khas Islam yang landasanya iman kepada Allah. Jadi hijrah menjadi tolok ukur keimanan seseorang.
Orang yang benar-benar beriman tentu tidak akan merasa berat melakukan hijrah. Sebaliknya, orang yang tidak melakukan hijrah menunjukan lemah atau tidak sempurna imannya. Yang menjadi persoalan sekarang adalah apa hakikat hijrah yang menjadi tolok ukur keimanan tersebut ?? dan bagaimana mengaplikasikannya dalam kehidupan kita sebagai seorang Muslim ?
Sesungguhnya telah ada SURI TAULADAN YANG BAIK bagimu pada IBRAHIM dan orang - orang yang bersama dengannya.
(Al-Mumtahanah: 4)
Dan IBRAHIM berkata:
Sesungguhnya aku akan BERHIJRAH ke (tempat yang diperintahkan) Tuhanku (kepadaku). Sesungguhnya Dialah yang maha perkasa lagi maha bijaksana.
(Al-Ankabut: 27).
Sesungguhnya telah ada pada (diri) RASULULLAH itu SURI TAULADAN YANG BAIK bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (keselamatan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah.
(Al-Ahzab: 21).
Barang siapa yang BERHIJRAH dijalan Allah, Niscaya mereka dapati dimuka bumi ini tempat Hijrah yang luas dan rezki yang banyak. Barang siapa keluar dari rumahnya dengan maksud Berhijrah kepada ALLAH dan RASUL - NYA, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ketempat yang dituju) maka sesungguhnya telah tetap pahalanya disisi Allah. Dan Allah maha pengampun lagi maha penyayang.
(Annisa': 4).