Belajar Menurut Para Ahli Psikologi Pendidikan


Perhatian para ahli psikologi pendidikan mengenai belajar terutama berpusat pada kondisi yang dapat memberi fasilitas-fasilitas belajar, sehingga proses belajar dapat mudah dan lancar.

Baca juga: Prinsip-Prinsip Perkembangan Pada Anak

Belajar adalah suatu aktifitas yang menuju ke arah tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan itu perlu adanya faktor-faktor yang perlu di perhatikan, misalnya faktor bimbingan.

Beberapa pendapat mengenai belajar



¤ Belajar adalah usaha untuk membentuk hubungan, merangsang dan reaksi. Pandangan ini di kemukakan oleh aliran Psikologi yang di pelopori oleh Thomdike aliran Koneksinonisme. Menurut ajaran Koneksionisme orang belajar karena menghadapi masalah yang harus di pecahkan. Masalah itu merupakan perangsang atau stimulus terhadap individu. Kemudian individu itu mengadakan reaksi terhadap rangsang, dan bila reaksi itu berhasil, maka terjadilah hubungan perangsang dan reaksi dan terjadi pula peristiwa belajar.

¤ Belajar adalah usaha untuk menyesuaikan diri terhadap kondisi-kondisi atau situasi-situasi di sekitar kita. Dalam menyesuaikan diri itu termasuk mendapatkan kecekatan-kecekatan pengertian-pengertian yang baru, dan sikap-sikap yang baru. Pandangan ini pada umumnya di kemukakan oleh para pengikut aliran Behaviourisme.
¤ Bagi aliran Psychorefleksiologi, belajar di pandangnya sebagai usaha untuk membentuk refleks-refleks baru. Bagi aliran ini belajar adalah perbuatan yang berwujud rentetan dengan gerak refleks itu dapat menimbulkan refleks-refleks buatan.
¤ Belajar adalah usaha untuk membentuk tanggapan-tanggapan baru. Pendapat ini kemukakan oleh para ahli psikologi assosiasi.
¤ Belajar adalah suatu proses aktif, yang di maksud akrif disini ialah bukan hanya aktifitas seperti gerakan-gerakan badan, akan tetapi juga aktifitas-aktifitas mental, seperti proses berfikir, mengingat dan sebagainya. Pandangan ini di kemukakan oleh para ahli psikologi gestalt.
¤ Belajar adalah usaha untuk mengatasi ketegangan-ketegangan psikologis. Bila orang ingin mencapai tujuan, dan ternyata mendapatkan rintangan, maka hal ini menimbulkan. Ketegangan itu baru bisa berkurang bila rintangan itu di atasi. Dan usaha mengatasi inilah yang di namakan belajar. Pendapat ini pada umumnya di kemukakan oleh para pengikut psikologi-dalam, atau mereka yang bergerak dalam lapangan psikologis klinis.

Dari bebetapa uraian di atas menunjukkan pendapat-pendapat mengenai apa yang di maksud belajar. Namun demikian di samping adanya perbedaan-perbedaan itu terdapat juga suatu persamaan yang besar.

Semua pendapat itu menunjukkan bahwa belajar adalah proses perubahan. Perubahan-perubahan itu tidak hanya perubahan lahir tetapi juga perubahan batin, tidak hanya perubahan tingkah lakunya yang nampak, akan tetapi dapat juga perubahan-perubahan yang tidak dapat di amati.

Perubahan-perubahan itu bukan perubahan yang negatif tetapi perubahan yang postif, yaitu perubahan yang menuju ke arah kemajuan atau ke arah perbaikan.

Dalam belajar jiwa orang tidak pasif, tidak seperti gudang, dimana barang-barang di tumpuk dan pula tidak seperti alat pemotret yang kerjanya mengambil gambar.

Dalam belajar ada proses mental yang aktif. Pada tingkat permulaan belajar aktifitas itu masih belum teratur, banyak hasil-hasil yang belum terpisahkan dan masih banyak kesalahan yang di perbuat. Tetapi dengan adanya usaha dan latihan yang terus menerus, adanya kondisi belajar yang baik, adanya dorongan-dorongan yang membantu, maka kesalahan-kesalahan itu makin lama makin berkurang, prosesnya makin teratur, keraguan-keraguan makin hilang dan timbul ketetapan.

Apabila orang yang belajar maju dari tingkat yang satu ke tingkat yang lain. Dapat mengerti dan mengartikan bahan-bahan lain yang lebih banyak dan lebih sukar ataupun lebih kompleks. Dan dapat menggunakan bahan-bahan atau pengetahuan yang telah dimiliki untuk memperoleh pengetahuan yang lain.

Baca Juga: Poriode Perkembangan Pada Anak

Maka penting untuk di perhatikan bahwa perubahan itu pula merupakan suatu pertumbuhan untuk mencapai puncak kekuatan, untuk menghilangkan kekacauan Belajar bukanlah suatu proses yang mekanistis tetapi disini seluruh kepribadian ikut aktif.

Dalam masalah belajar ini, metode mengajar akan banyak mempengaruhi cara belajarnya orang yang sedang belajar. Apabila mata pelajaran di berikan tanpa tujuan dan murid di haruskan mengingat-ingat dan mendapatkan hal-hal yang bertujuan, ini akan melemahkan semangat belajar.

Sebaliknya apabila mata pelajaran di atur sedemikian rupa dan mempunyai tujuan rertentu dan murid mempunyai pengertian yang luas, maka semangat belajar akan datang dengan sendirinya, tidak hanya dalam arti mendapatkan kererangan dan kecakapan, tetapi juga dalam arti menambah kekuatan untuk mengartikan, kecakapan untuk mempergunakan dan mengubah sikap.

Dalam Proses Beberapa Faktor lain Yang Mempengaruhi Belajar



Selain cara belajar ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi belajar.

1). Kemampuan Pembawaan
2). Kondisi Fisik orang Yang Belajar
3). Kondisi Psikis Anak
4). Kemampuan Belajar
5). Sikap Terhadap Guru
6). Bimbingan
7). Ulangan.

Metode Belajar



Dalam proses belajar ada dua methode yang sering di pergunakan

1). Methode Keseluruhan
2). Methode Bagian.

Belajar dengan methode keseluruhan ialah mempelajari bahan sebagai suatu kesatuan sedangkan Belajar dengan methode bagian ialah mempelajari bahan dengan cara membagi bahan atas bagian-bagian.

Makin berarti suatu bahan makin baik untuk mempelajarinya dengan mempergunakan methode keseluruhan. Tetapi sebaliknya makin kurang berarti suatu bahan, misalnya kata-kata yang satu dengan yang lain tidak ada hubungannya, lebih tepat jika mempergunakan methode bagian.

Motivasi Dalam Belajar



Perubahan-perubahan yang di lakukan oleh manusia untuk dapat menyesuaikan dan akhirnya untuk nendapatkan kepuasan ini di sebut dinamika manusia.

Tugas guru dalam memberikan motivasi anak ialah mengingat adanya dinamika anak dan membimbing dinamika anak. Maksudnya ialah agar supaya anak yang belajar dalam membentuk dinamika manusia ini tidak melalui pengalaman-pengalaman yang kurang baik.

Dalam Motivasi Ada beberapa sifat

¤ Kekuatan suatu motif
¤ Motive yang berubah-ubah
¤ Motivasi asli dan motivasi yang di dapat
¤ Motiv yang alamiah
¤ Motif yang negatif
¤ Motif yang di timbulkan oleh faktor-faktor sosial dan fisik.

Belajar Kecekatan Dan Pengetahuan



Dalam kehidupan manusia membutuhkan kecekatan yang tinggi dalam bercakap membaca, menulis, berenang dan lain-lain sebagainya.

Perkembangan kecekatan sangat erat hubungannya dengan kemasakan fisik maupun mental dari individu. Menurut banyak penyelidikan terbukti bahwa latihan dan bimbingan dapat membantu kecekatan.

Kecepatan dan ketelitian seorang pejerja yang terlatih melakukan pekerjaan lebih banyak dengan tenaga yang lebih sedikit dari pada orang yang tidak terlatih.

Pekerjaan yang mempunyai kecakapan dalam kecekatan mempunyai kontrol terhadap tanggapan-tanggapan mental maupun motorik. Perlunya latihan yang tetap, ke efektifan latihan tidak hanya tergantung pada ulangan tetapi juga tergantung pada tetapnya latihan

beberapa faktor yang mempengaruhi latihan

a). Sifat dan kecekatan latihan
b). Umur dan perhatian orang yang belajar
c). Kondisi sewaktu di lakukan latihan

d). Waktu yang di gunakan latihan
e). Frekuensi latihan-latihan
f). Tingkat kecakapan yang di inginkan

Perlu untuk membuat latihan kecekatan dengan cara yang akan di pakai kemudian dan pula dengan kondisi yang sama. Orang yang belajar itu harus mempunyai gambaran yang terang mengenai kecekatan yang di pelajarinya untuk dapat mengarahkan latihan ke arah itu. Orang yang belajar dalam latihan kerja harus mempergunakan alat-alat yang di pergunakan dalam kerja sesungguhnya.

Apabila orang yang belajar tahu tujuan yang di tujunya dalam latihannya selalu di ingatnya, hasil yang lebih baik yang di harapkan. Jadi minat orang yang belajar akan selalu tumbuh selama latihan.

Belajar Persepsuil



Pada waktu anak lahir anak belum dapat memusatkan matanya atau mengamati obyek-obyek yang ada di sekelilingnya. Pendengaranbya masih kabur, karena adanya lendir di dalamnya, rangsang perasaannya dapat mempengaruhinya, tetapi tanggapan yang di berikan terhadap rangsang itu berupa gerakan-gerakan yang tidak ada artinya, refleks atau gerakan menarik diri.

Makin lama dapat memusatkan matanya, mendengar suara dan menjadi biasa memberikan tanggapan yang tepat. Seorang anak terus tumbuh, penginderaannya di hubungkan satu sama lain.

Suatu penginderaan harus sesuai dan berat karena kalau tidak demikian dapat menghasilkan persepsi yang samar atau palsu. Persepsi dari anak kecil sangat sederhana. Dengan adanya pengalaman yang terus menerus, persepsi ini makin lama makin mempunyai arti yang baru.

Arti-arti yang di berikan terhadap penginderaan yang timbul dari adanya rangsang terhadap indera adalah sebagai dasar suatu persepsi. Perkembangan mental terjadi adanya perhubungan antara pengalaman persepsi yang baru dan pemakaian persepsi yang telah di pelajari. Interpretasi dari pengalaman itu menjadi penting seperti pengalaman penginderaan itu sendiri.


Semangat Membaca!!!