Hubungan Ilmu Kalam Dengan Ilmu Tauhid, Tafsir Al-Qur'an, Hadis Nabi, Ilmu Syariat, Ilmu Akhlak dan Tasawuf, Filsafat,Ilmu Alam Dan Ilmu Sosial





Sebagai disiplin pengetahuan yang membahas tentang aqidah umat islam, ilmu kalam memiliki hubungan yang erat dengan disiplin ilmu pengetahuan lain, baik ilmu-ilmu yang termasuk ke dalam syariat(Hukum Allah) maupun ilmu-ilmu Muamalah(hubungan antar sesama). Hubungan ilmu kalam dengan ilmu-ilmu pengetahuan agama lainnya dapat di ibaratkan seperti untaian kalung tasbih yang biji-bijinya bersambung kuat, atau ibarat sebuah sistem yang memiliki unsur-unsur atau komponen yang saling terkait satu sama lainnya.

Secara kongkrit, hubungan ilmu kalam dengan ilmu-ilmu yang lain dapat di jabarkan sebagai berikut:

Antara Ilmu Kalam Dan Ilmu Tauhid



Ilmu kalam berhubungan erat dengan ilmu tauhid dari segi kemiripan tema yang di bahas dan tujuan pembahasannya.

Ilmu kalam di sebut juga ilmu tauhid atau ilmu akidah. Mengapa?

Kesamaan pembahasan

Karena sebagian besar materi-materi yang sama di bahas di dalam ilmu tauhid, yaitu keyakinan atau akidah. Namun perbedaannya, Bila ilmu tauhid membahas akida islam melalui pendekatan penafsiran dalil-dalil naqli(teks-teks Al-Qur'an, hadis dsb)lalu di dukung dengan dalil-dalil aqli (argumen rasional), maka ilmu kalam membahas aqidah atau keyakinan dengan lebih banyak mengemukakan dalil-dalil aqli (rasional) untuk menguatkan dalil-dalil naqli(tekstual).

Tujuan Pembahasan

Ilmu kalam dan ilmu tauhid juga berhubungan satu sama lainnya dengan tujuannya. Tujuan ilmu kalam ialah meneguhkan aqidah Islam melalui pencarian dasar-dasar logis atau pijakan-pijakan filosofis bagi kokohnya keyakinan beragama sehingga keyakinan umat tidak mudah goyah oleh tawaran ide dan gagasan keyakinan lain yang sesat dan sarat muslihat. Sedangkan tujuan ilmu tauhid ialah meneguhkan aqidah islam yang benar melalui pengkajian dalil-dalil naqli (wahyu) di sertai dalil-dalil aqli(rasio) agar aqidah umat meresap ke dalam hati dan kemudian mengejawantah ke dalam tindakan nyata.

Dengan demikian, tujuan kedua ilmu ini sebenarnya searah, yaitu meneguhkan aqidah islam agar meresap dan menetap kuat di dalam jiwa orang beriman, melalui pendekatan pembenaran wahyu dan pendekatan pembenaran nalar.

Ilmu Kalam Serta Tafsir Dan Study Ilmu-Ilmu Al-Qur'an


Ilmu kalam berhubungan dengan tafsir Al-Qur'an dan study ilmu-ilmu Al-Qur'an dalam pengambilan sumber rujukan dan dalam metode penafsiran.

Ilmu kalam tidak mungkin berdiri sendiri tanpa mengindahkan sumber-sumber rujukan yang mendukung, seperti kitab-kitab tafsir Al-Qur'an dan ilmu-ilmu tafsir.

Ketika Mufassir (Ahli Tafsir) menjelaskan ayat-ayat yang menyinggung persoalan aqidah, ia tidak dapat melepaskan diri dari penalaran logika tentang keberadaan Allah tentang keesaan-Nya.

Ilmu Kalam Dan Hadis-Hadis Nabi


Ilmu kalam tidak di ragukan lagi berhubungan dengan hadis-hadis Nabi saw. Sebagai sumber rujukan kedua setelah Al-Qur'an. Hal ini karena hadis-hadis Nabi saw. memuat juga ajaran dan doktrin tentang keimanan kepada Allah, cara mengEsakan Allah, cara mengimani para Malaikat Allah, cara mengimani para Rasul Allah, serta hal-hal gaib yang berkaitan dengan kekuasaan-Nya, kehendak-Nya, dan qada qadqr-Nya. Ajaran doktrin yang tertuang di dalam hadis-hadis Nabi ini merupakan rujukan kedua dalam pengkajian ilmu kalam, meskipun ilmu kalam tetap lebih menonjolkan dalil-dalil aqli (rasio).

Hadis-hadis Nabi yang menjelaskan tentang rukun-rukun iman, alam kubur, alam mahsyar, kebangkitan dari kubur, prahara menjelang hari kiamat, pengadilan tinggi Allah, kitab catatan amal manusia, qalam (pena Tuhan), Surga dan Neraka, semuanya menjadi bahan-bahan diskusi di dalam ilmu kalam. Secara khusus, hadis-hadis ini kemudian menjadi pijakan perumusan epistemologi Islam tentang eskatologi (ilmu tentang alam gaib dan keakhiratan) yang tak terpisahkan dari ilmu-ilmu syariat dan muamalat.

Ilmu Kalam Dengan Ilmu Syariat


Sebagaimana di singgung sebelumnya, Islam merupakan Agama yang menggabungkan sistem akidah dan sistem syariat dalam sebuah hubungan yang harmonis. Sebuah sistem keyakinan membutuhkan aplikasi dan implementasi ke dalam bentuk undang-undang dan norma-norma kehidupan bagi manusia. Oleh karena itu ilmu-ilmu yang berkaitan dengan akidah Islam seperti halnya ilmu kalam tidak dapat terlepas dari ilmu-ilmu yang berkaitan dengan syariat seperti fiqih dan Ushul Fiqih.

Contoh kongkrit yang menjelaskan hubungan di antara keduanya mengacu kepada pendapat Prof.Mahmud Syaltut yang menegaskan bahwa islam sejatinya adalah bangunan yang satu, yang terdiri dari aqidah(doktrin-doktrin keyakinan) dan syariah(aturan-aturan Allah yang membentuk norma-norma dan hukum-hukum bagi manusia).

Hubungan tersebut di pertegas lagi oleh ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis-hadis Nabi saw. Yang menjelaskan keterkaitan Iman kepada Allah yang di janjikan kepada kaum beriman yang beramal saleh dan neraka-Nya yang akan di berikan kepada mereka yang kafir dan ingkar terhadap syariat Allah.

Ilmu Kalam, Ilmu Akhlak dan Tasawuf


Bila kita mencermati Kitab __Ihya' Ulum al-Din, masterpiece Imam Al-Ghazali, kita akan terpesona dengan kelugasan dan kepiawaian Hujjatul Islam(Sang Pembela Kebenaran Islam) ketika mengulas masalah-masalah teologis dalam konteks ilmu akhlak dan tasawuf.

Dalam adikaryanya, Iman Al-Ghazali seringkali menggugah kesadaran manusia melalui nalar dan logika ilmu kalam. Misalnya ketika menjelaskan tentang kemaha sucian Allah, Sang Imam mengajak pembacanya untuk mencermati perintah penyucian hati dan pembersihan ruhani, tentunya dengan nalar logika ilmu kalam yang kuat.

Ketika mengulas tentang keindahan(jamaliyah) Allah, beliau menampilkan pigur Nabi saw. Yang mencintai keindahan, kebersihan, indah dan rapih. Dengan menggunakan metode penalaran yang sistematis serta di dukung bukti-bukti ilmiyah yang tak terbantahkan.

Adapun hubungan ilmu kalam dengan ilmu tasawuf dapat di jabarkan melalui hubungan konsep dasar iman, Islam dan Ihsan. Dalam hadis sahih riwayat Abu Hurairah ra. Di sebutkan:"Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatNya, dan sekiranya engkau tidak dapat melihat-Nya, maka sungguh Dia melihatmu."

Hadis tersebut di atas menegaskan bahwa bangunan ilmu pengetahuan Islam adalah ilmu-ilmu yang berkaitan dengan iman kepada Allah, termasuk di dalamnya ilmu kalam, ilmu-ilmu yang berkaitan dengan Islam, antara lain, syariat dan muamalah, dan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan ihsan, yaitu ilmu tasawuf.

Ilmu Kalam Dengan Filsafat Dan Ilmu Logika


Hubungan kedua ilmu ini sangat jelas dan saling mendukung. Filsafat sebagai ilmu yang membahas tentang ontologi (pengetahuan tentang wujud), aksiologi (pengetahuan tentang nilai), dan epistemologi (pengetahuan tentang dasar-dasar ilmu pengetahuan) menggunakan logika dan nalar yang sama dengan logika di dalam ilmu kalam.

Pada sisi lain ilmu kalam juga memperbincangkan masalah-masalah yang berkaitan dengan keesaan Allah, wujud-Nya,Zat-Nya, sifat-sifat-Nya,kehendak-Nya, perintah-Nya dan perbuatan-Nya, yang semua itu termasuk ke dalam lapangan pembahasan filsafat.

Selain itu pula ilmu kalam mendukung lahirnya ilmu logika(manthiq) di dalam Islam. Secara umum ilmu manthiq di mulai dari persoalan-persoalan yang tidak berhubungan langsung dengan logika. artinya, ada korelasi yang meyakinkan antara ilmu kalam dengan ilmu manthiq dan ilmu-ilmu lain yang berkaitan.

Ilmu Kalam Dengan Ilmu Alam Seperti Biologi Dan Fisika


Hubungan ilmu kalam dengan pengetahuan kealaman atau alam material di dukung oleh fakta bahwa ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis-hadis Nabi saw. Ternyata juga membicarakan tentang penciptaan manusia dan akam semesta, sedangkan penciptaan manusia dan jagad raya, sebelum lahirnya ilmu biologi dan fisika, merupakan salah satu materi pembicaraan di dalam ilmu kalam.

Bukti realistis tentang hubungan ilmu kalam dan ilmu-ilmu alam dapat di jelaskan ketika seseorang menalar tentang kemahaesaan Allah dan keunikan wujud,Zat dan sifatNya, sementara ia melihat benda-benda material terhampar di hadapannya, maka yang terjadi kemudian adalah orang itu akan melakukan pengamatan dan penelitian tentang benda-benda tersebut dengan menggunakan logika.

Ilmu Kalam Dengan Ilmu-Ilmu Sosial


Hubungan ilmu kalam dengan Sosiologi,politik, ekonomi, budaya, dan bahasa tak dapat di elakkan dalam hal peneguhan dan pemantapan keyakinan yang menjadi landasan implementasi ilmu-ilmu tersebut.
Sebagai ilmu yang menghasilkan pengetahuan tentang aqidah atau keyakinan, ilmu kalam berkontribusi kepada study-study sosiologi dan ilmu politik, misalnya, hubungan antara aqidah/keyakinan masyarakat Islam minoritas di suatu daerah/negara dengan kebijakan politik dan ekonomi penguasa setempat.

ILmu kalam di butuhkan untuk mengidentifikasi dan mengafirmasi corak keyakinan/teologi Islam minoritas tersebut. Setelah corak aqidah dapat di identifikasi, upaya-upaya pembinaan keyakinan Islam minoritas pun dapat di lakukan dengan membuat serangkaian program yang singkil dan berdaya guna.

Sebaliknya, dalam masyarakat islam mayoritas, ilmu kalam sangat berkontribusi di dalam pengaturan kebijakan sosial, polotik, dan ekonomi, khususnya dalam menjaga kerukunan antar umat beragama dan menjalin keharmonisan hubungan sosial antara penganut aliran kalam yang berbeda di dalam masyarakat Islam.

Islam pernah mengalami masa keemasan tetapi keharmonisan hubungan sosial antara penganut doktrin teologi sempat tercoreng dan mengakibatkan huru-hara yang bersifat polotik. Karena itu, ilmu kalam sebagai peneguh aqidah dan keyakinan umat semestinya tampil membawa solusi kerukunan antar Agama dan keharmonisan Islam dalam hubungannya dalam kehidupan politik dan ekonomi.