Pengertian Dan Pokok Arti Amr
Pokok Arti Amr
(I) Menunjukkan Wajib.
الاصل ف الا مر للو جوب
"Arti yang pokok dalam amr, ialah menunjukkan wajib (wajibnya perbuatan yang di perintahkan)".
alasannya adalah
ما منعك ا لاّ تٓسٰجُدَ اِ ذٰ اَمَرٰتُكَ
"Apa yang mencegah kamu (iblis) sehingga tidak sujud, tatkala aku memerintahkan kamu" (Al A'raf: 12).
اُسٰجُدُ وٰالاَِدَمَ فَسَجَدُ وٰ االَّاِابٰلِيٰسَ
"Sujudlah kamu sekalian (Malaikat) kepada Adam, kemudian mereka sama sujud, kecuali iblis". (Al Baqarah: 34).
Dalam surah Al A'raf di atas bukan di maksudkan bertanya (minta penjelasan) tetapi menyatakan pencelaan terhadap iblis, karena tidak mau sujud tanpa halangan, sesudah iblis di perintah sebagaimana apa yang di terangkan dalam Surah Al Baqarah; Bentuk perintah (Amr) tersebut yaitu perkataan Usjudu (bersujudlah) dengan tidak di sertai qarinah, menunjukkan kemestian (keharusan. Kalau tidak demikian, tentulah Allah tidak mencela Iblis, karena pendurhakaannya itu.
لَوٰلاَاَنٰ اَشُقَّ عَلَ اُمَۡتِ لَاَمَرٰتهُمٰ با لسِّوَاكِ عِنٰدَ كُلِّ صَلاَۃٍ
"Kalau tidak akan memberatkan bagi umatku, tentulah aku perintahkan mereka bersugi pada tiap-tiap (hendak) shalat".(Hadis).
Hadis tersebut menunjukkan, bahwa karena adanya musyakat (kesukaran), maka tidak ada siwak. Padahal sudah di sepakati Ulama, bahwa siwak tetap di sunatkan (di anjurkan=nadb). Disini nadb bukan arti yang pokok, tetapi hanyalah karena adanya qarinah, yaitu musyakat (kesulitan).
Berhubungan dengan itu, dapat di simpulkan bahwa sesuatu suruhan yang tidak ada qarinahnya, menunjukkan kemestian (wajib).
(II) Menunjukkan Anjuran
اَلَ صل فِ الا مٰرِ لِلنّدٰ بِِ
"Arti yang pokok dalam suruhan ialah menunjukkan anjuran".(nadb).
Alasannya adalah suruhan itu adakalanya untuk keharusan (wajib), seperti shalat lima waktu, adakalanya untuk anjuran (nadb), seperti shalat dhuha, antara kemestian dan anjuran, yang paling di yakini adalah anjuran, sebab mengingat bahwa pada mulanya sejak di lahirkan, manusia itu bebas dari tuntutan (beban) baru datang kemudian.
Macam-Macam Arti Amr
1. Nadb
2. Irsyad
3. Doa
4. Iltimas
5. Tamanni (berangan-angan)
6. Takhyir (menyuruh memilih)
7. Taswiyah (mempersamakan)
8. Ta'jiz (melemahkan)
9. Tahdid (ancaman)
10. Ibadah.
Bentuk Perintah (amr)
1. Fiil Amr
2. Fiil Mudhari' yang di beri lam amr
وَلَيٰطَّوَّ فُوٰ ا باِ لٰبَيٰتِ ا لٰعتِيٰقِ
"Supaya mereka nengelilingi ka'bah (tawaf) yang telah kuno".(Al Haj: 29).
3. Isim fiil amr
عَلَيٰكُمٰ اَ نٰفُسَكُمٰ لاَ يَدُرُّ كُمٰ مَنٰ ضَلَّ اِذَاا هٰتَدَ يٰتُمٰ
"Jagalah dirimu sendiri. tiadalah orang yang sesat itu membahayakan kamu, jika kamu telah mendapat petunjuk".(Al Maidah:105).
4. Masdar penggantian fiil
وَبِا لوَ الِدِ يٰنَ اِحٰسَا نًا
"Dan kepada Ibu Bapak berbuatlah baik".(Al Baqarah: 83)
Perbedaan antara nadb dengan irsyad, ialah kalau nadb untuk mencari pahala sendiri, sedangkan irsyad untuk kepentingan-kepentingan duniawi.
Perbedaan antara do'a dan iltimas yakni Do'a adalah permintaan dari orang yang lebih rendah kepada orang yang lebih tinggi tingkatannya. Sedangkan iltimas adalah permintaan seseorang kepada sesama tingkatannya.