Defenisi Dan Jenis Literasi




Makna dari sebuah literasi saat ini telah banyak berkembang, sudah mulai digunakan dalam arti yang lebih luas sesuai tuntutan zaman. Dan sudah merambah pada praktik kultural yang berkaitan dengan persoalan sosial dan politik. Ungkapan literasi memiliki banyak variasi, seperti Literasi kesehatan, literasi digital, literasi data, literasi teknologi, literasi informasi, literasi visual, literasi statistik, literasi kritikal, literasi finansial dan banyak lagi yang lainnya. Sebelum membahas ke 9 jenis literasi tersebut diatas lebih dahulu kita harus tahu arti pokok dari literasi itu sendiri.

Secara bahasa, literasi adalah keberaksaraan, yaitu kemampuan menulis dan membaca. Dalam kamus bahasa Inggris, literacy berarti kemampuan membaca dan menulis (the ability to read and write) dan "kompetensi atau pengetahuan dibidang khusus" (competence or knowledge in a specified area).

Literacy berasal dari bahasa Latin, literatus, yang berarti "a learned person" atau orang yang belajar. Dalam bahasa Latin juga dikenal dengan istilah
littera (huruf) yang artinya melibatkan
penguasaan sistem-sistem tulisan dan konvensi-konvensi yang menyertainya.

Berarti literasi adalah kemampuan atau kualitas seseorang dalam mengolah dan memahami informasi, melek huruf (aksara) yang di dalamnya meliputi kemampuan membaca dan menulis. lebih dari itu, makna literasi juga mencakup melek visual yang artinya “kemampuan untuk mengenali dan memahami ide-ide yang disampaikan secara visual (adegan, video, gambar).

Literasi Kesehatan



Definisi literasi kesehatan merupakan kemampuan seseorang untuk dapat memperoleh, memproses, dan memahami dasar informasi kesehatan dan kebutuhan pelayanan yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan kesehatan yang tepat, konsep keaksaraan telah digambarkan sebagai kemampuan oleh seseoran untuk membaca dan juga menulis. Keaksaraan dianggap sebagai keterampilan yang disediakan untuk pendidikan, untuk anggota ordo religius dan hak istimewa. (Manguel, 1996).

Kurangnya keterampilan melek huruf adalah merupakan kontributor dari ketidaksetaraan sosial dan sering digunakan oleh para mereka yang berkuasa untuk melindungi status dan posisi. Konsep literasi bergerak melampaui membaca dan juga menulis untuk memasukkan keterampilan seperti pemecahan masalah juga penalaran.

Tahun 1991 di Amerika Serikat, Undang-undang keaksaraan Nasional mendefinisikan keaksaraan sebagai kemampuan seseorang untuk membaca, menulis, dan berbicara dalam bahasa Inggris, dan menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat kemampuan yang diperlukan yang berfungsi pada pekerjaan dan masyarakat.

hingga tujuan seseorang dapat tercapai, dan dapat mengembangkan pengetahuan dan potensi seseorang (United States Congress, 1991). Tahun 1990an bentuk baru keaksaraan kesehatan yang dianggap memiliki efek mendalam pada kesehatan masyarakat didefinisikan oleh para profesional perawatan kesehatan hal ini juga didiskusikan.

Komite Ad Hoc dari American Medical Association atau AMA mengemukakan tentang literasi kesehatan bahwa kemampuan dari melek kesehatan fungsional yaitu kemampuan seseorang untuk membaca tulisan pada botol resep, slip perjanjian, dan hal penting lainya di kesehatan agar bisa lebih baik fungsinya bagi pasien. Kemampuan kognitif yangvpenting lainnya terkait dengan keaksaraan kesehatan adalah dapat atau mampu memahami  juga menafsirkan angka yang dikenal sebagai berhitung dan didefinisikan sebagai beberapa fasilitas dan konsep dasar.

Keaksaraan media juga penting untuk melek kesehatan karena informasi yang disampaikan melalui berbagai jenis media. Hal ini juga didefinisikan dalam berbagai cara dari kemampuan mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan menghasilkan komunikasi dalam berbagai bentuk media yang ada. Namun, orang yang kemampuannya rendah tentang melek huruf akan berpengaruh yaitu menolak penggambaran media yang tidak tepat atau bisa dikatakan tidak sehat. Yang mampu mengarahkan mereka untuk dapat percaya adalah sebuah pesan yang akurat.

Literasi Digital



Literasi digital adalah ketertarikan, sikap dan kemampuan individu yang secara menggunakan teknologi digital dan alat komunikasi untuk mengakses, mengelola, mengintegrasikan, menganalisis dan mengevaluasi informasi, membangun pengetahuan baru, membuat dan berkomunikasi dengan orang lain agar dapat berpartisipasi secara efektif dalam masyarakat.

Banyak organisasi/lembaga menggunakan istilah yang berbeda, seperti TIK/ICT (teknologi informasi dan komunikasi) standar, standar teknologi pendidikan dan lain-lain, saya melihat istilah ini identik dengan standar melek digital.

Ketimbang berkutat dng ganti kurikulum yang berimbas pada polemik panjang dan memakan dana triliunan, seharusnya pemangku jabatan mulai berpikir tentang 'mempersiapkan generasi yang melek digital'. Bukan cuma sekedar 'perintah' dan 'basa-basi', namun lengkapi kebutuhan sekolah dengan tools yang diperlukan, tingkatkan kemampuan guru menggunakan ICT (bahkan para calon guru!), buat drat standar TIK dengan mengacu pada standar ISTE (International Society for Technology in Education), dsb.

Para pakar pendidikan yang bersinergi dengan pemangku jabatan di bidang pendidikan Briish Columbia, propinsi paling barat di Kanada, salah satunya telah mulai mengidentifikasi standar melek digital untuk para pelajar nya. Standar ini mengidentifikasi pengetahuan dan keterampilan peserta didik yang dibutuhkan untuk menjadi sukses di abad 21. Draft nya disusun mulai dari Taman Kanak Kanak sampai tingkat universitas. Tujuan mereka juga untuk mengidentifikasi bagaimana mendayagunakan teknologi sebagai pengajaran dan alat belajar secara tepat guna dan efektif.

Literasi Data

Sama seperti kemampuan membaca data, kemampuan menulis data juga memiliki beberapa tingkat kedalaman penulisan. Data tersebut dapat dituliskan dalam bentuk tabel sederhana. Dapat juga ditulis dalam bentuk grafik atau gabungan keduanya, dalam bentuk tabel dan grafik, seperti pada gambar di bawah ini.

Jika terdapat kebutuhan untuk menyimpan data, maka kemampuan menuliskan data ke dalam tabel pada basis data juga diperlukan dalam menulis data. Termasuk juga kemampuan untuk menuliskan data dalam bentuk grafik yang didapatkan dari basis data.

Secara sederhana, menulis data merupakan kemampuan untuk menampilkan data dalam bentuk yang sesuai dan menarik sehingga mudah dibaca oleh orang yang membacanya.

Literasi Teknologi



Literasi Teknolog (Technology Literacy) yaitu kemampuan memahami kelengkapan yang mengikuti teknologi seperti peranti keras (hardware), peranti lunak (software), serta etika dan etiket dalam memanfaatkan teknologi Berikutnya, kemampuan dalam memahami teknologi untuk mencetak, mempresentasikan, dan mengakses internet. Dalam praktiknya, juga
pemahaman menggunakan komputer (Computer Literacy yang di dalamnya mencakup menghidupkan dan mematikan komputer, menyimpan dan mengelola data, serta mengoperasikan program perangkat lunak.

Sejalan dengan membanjirnya informasi karena perkembangan teknologi saat ini, diperlukan pemahaman yang baik dalam mengelola informasi yang dibutuhkan masyarakat.

Seiring kemajuan teknologi, definisi literasi teknologi mengalami perubahan. Pada Seja tahun 1980, keterampilan penggunaan teknologi menuntut agar kita mengetahui bagaimana kode memprogram. Penggunaan komputer pada waktu itu mengharuskan kita membuat program. Pada tahun 1995 an, kita dituntut untuk mengetahui
bagaimana bekerja dengan alat dasar seperti pengolah kata dan spreadsheet.

Sekarang definisi literasi teknologi jauh lebih kaya dan lebih kompleks karena ada informasi lebih yang tersedia daripada sebelumnya. Alat-alat untuk menemukan, menggunakan dan menciptakan informasi yang cepat menjadi lebih
beragam dan canggih.

Keterampilan dalam abad ke-21
Jenis Teknologi pada Literasi Teknologi
Penggunaan teknologi merupakan bagian integral yang fungsional dalam kehidupan sehari-hari. Saat ini sebagian besar jalur pendidikan dan profesional memerlukan penggunaan teknologi untuk berkomunikasi, memecahkan masalah atau penelitian lengkap. Siswa yang mencapai literasi teknologi memiliki waktu lebih cepat mencapai tujuan pendidikan dan masuk ke dalam karir pilihan mereka.

Untuk mengantarkan para siswa mencapai literasi teknologi, sudah barang tentu para guru/pendidik juga seharusnya memiliki keterampilan atau literasi teknologi. Berikut adalah variasi
aktifitas penggunaan teknologi masa kini untuk mendorong literasi teknologi bagi kita semua,
antara lain:
1, membaca situs Web;
2. menggunakan mesin pencari;
3. menggunakan pencarian peta;
4. mengakses video, podcast, dan feed
5. mengevaluasi sumber Web;
6. meneliti di Internet
7. e-mail, chatting, SMS, microblogging
8. menggunakan situs sosial;
9. mengunjungi dunia maya,
10. blogging dan menggunakan wiki dan
11. menggunakan papan pesan, newsgroup, danVOIP (Skype).

Dengan memahami bagaimana mengevaluasi informasi baru ini dan bagaimana menggunakan
alat-alat baru untuk membuat, komunikasi cukup beralasan efektif, siswa dapat memanfaatkan kekuatan teknologi baru dan terinspirasi untuk
belajar.

Literasi Informasi

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu pesat tidak selalu membawa kemudahan bagi masyarakat. Membludaknya informasi yang dapat diakses melalui internet justru menimbulkan kebingungan tersendiri bagi pengguna. Maka dari itu diperlukan sebuah kemampuan yang dapat menyaring informasi sesuai dengan kebutuhan. Disinilah peran literasi informasi tersebut.

Literacy Information atau Literasi Informasi merupakan sebuah zaman dimana setiap pengguna informasi dituntut berpikir kritis atau “melek” akan informasi. Istilah melek yang dipakai disini mempunyai definisi dimana kita sebagai pengguna informasi haruslah memilah tiap informasi yang didapatkan, menganalisis kebenaran akan informasi tersebut dan mengetahui bagaimana informasi tersebut dapat ditemukan secara efektif dan efisien. Literasi informasi sangat berkaitan erat dengan kemampuan berpikir kritis dan kepekaan terhadap semua aspek kehidupan.

Literasi informasi menuntut masyarakat untuk berpikir kritis dan kemauan untuk terus menjadi pembelajar seumur hidup. Karena dengan menerapkan literasi informasi maka seseorang akan memiliki segala keterampilan dalam berkompetisi di era informasi, selain itu, berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa seseorang yang melek informasi akan lebih mudah mendapatkan dan mengakses informasi secara efektif dan efisien, mempu menganalisa informasi secara kritis dan menggunakan informasi secara akurat.

Dengan memiliki keterampilan literasi informasi maka seorang individu mampu:

a. Menentukan informasi yang akurat dan lengkap yang akan menjadi dasar dalam membuat keputusan.
b. Menentukan batasan informasi yang dibutuhkan.
c. Memformulasikan kebutuhan informasi.
d. Mengidentifikasi sumber informasi potensial.
e. Mengembangkan strategi penelusuran yang sukses.
f. Mengakses informasi yang dibutuhkan secara efektif dan efisien.
g. Mengevaluasi informasi.
h. Mengorganisasikan informasi.
i. Menggabungkan informasi yang dipilih menjadi dasar pengetahuan seseorang.
j. Menggunakan informasi secara efektif untuk mencapai tujuan tertentu.

Literasi informasi merupakan kemampuan yang sangat penting dimiliki
semua orang, sebab berbagai jenis sumber informasi yang berkembang
sangat pesat, namun belum tentu semua informasi yang ada dan diciptakan
tersebut dapat dipercaya dan sesuai dengan kebutuhan informasi para pencari
informasi. Literasi informasi akan memudahkan seseorang untuk belajar secara mandiri dimana pun berada dan berinteraksi dengan berbagai informasi.

Literasi informasi juga sangat berguna dalam dunia pendidikan untuk mendukung dalam implementasi kurikulum berbasis kompetensi yang mengharuskan peserta didik untuk menemukan informasi bagi dirinya sendiri dan memanfaatkan berbagai sumber informasi. Selain itu dengan memiliki literasi informasi maka para peserta didik mampu berpikir secara kritis dan logis serta tidak mudah percaya terhadap informasi yang diperoleh sehingga perlu mengevaluasi terlebih dahulu informasi yang diperoleh sebelum menggunakannya.

Literasi Visual



Literasi Visual (Visual Literacy), adalah pemahaman tingkat lanjut antara literasi media dan literasi teknologi, yang mengembangkan kompetensi dan kebutuhan belajar dengan menggunakan materi visual dan audio-visual secara kritis dan bermartabat. Tafsir terhadap materi visual yang setiap hari membanjiri kita, baik dalam bentuk tercetak, di televisi maupun internet, haruslah dikelola dengan baik. Penggunaannya perlu dilakukan dengan tepat, materi visual tidak mendistorsi kualitas pesan yang disampaikan. Dalam banyak hal di dalamnya banyak manipulasi dan hiburan yang benar-benar perlu disaring berdasarkan etika dan kepatutan. Sehingga memberikan kontribusi positif bagi keharmonisan relasi sosial dan pencapaian kesejahteraan bagi semua.

Literasi Statistik

Sebelum membahas lebih lanjut ada baiknya kita ketahui Statistik itu apa?.
statistik adalah hasil data yang disajikan dalam bentuk tabel, grafik dan sebagainya. Adapun definisi statistik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah catata atau angka-angka (bilangan) yang dikumpulkan, ditabulasi, digolong-golongkan sehingga dapat memberi informasi yang berarti mengenai suatu masalah atau gejala.

Banyak surat kabar menyajikan grafik atau data pada halaman depannya. Nampaknya, pembaca diharapkan untuk memahami dan menghargai informasi yang dipadatkan tersebut. Tentu saja informasi statistis tersebut tidak hanya diperuntukkan bagi pembaca yang terdidik saja. Berdasarkan hasil penelitian, telah menunjukkan bahwa menginterpretasi informasi yang sajiannya dalam bentuk grafik masih merupakan sesuatu yang dianggap sulit untuk beberapa kalangan.

Sebagai Contoh, baru-baru ini kita telah melewati Perhelatan pesta demokrasi PEMILUKADA 2018 dan tak lama lagi akan berlangsung Pemilu Tahun 2019 di 171 Daerah. Dalam setiap proses Pilkada maupun Pemilu Serentak, sering dijumpai data statistik yang didendangkan dari mulut para politisi. Oleh karena itu, masyarakat perlu memahami angka statistik agar tidak salah dalam memilih calon pemimpin nantinya.

Tentunya bukan hanya masyarakat saja yang membutuhkan literasi statistik. Para politisi pun wajib mengetahui seluk beluk data statistik yang akan “dijual” dalam pilkada maupun Pemilu Serentak. Setiap angka memiliki pemaknaan tersendiri. Data statistik telah melewati proses panjang yang memiliki metodologi terukur dan keterbandingan berdasarkan keilmuan. Makna dari angka statistik wajib dipahami agar tidak terjebak dalam selimut kepentingan kontestasi.

Sebagai kesimpulan Literasi statistik adalah kemampuan untuk memahami statistik atau hasil data yang telah di sajikan dalam bentuk apapun. Pemahaman mengenai ini memang diperlukan oleh masyarakat supaya bisa memahami materi-materi yang dipublikasikan oleh media. Literasi statistik perlu dibudayakan karena sangat penting dalam kehidupan. Bagi masyarakat tentunya dapat menjadi dasar dalam memilah dan memaknai sebuah angka statistik.

Literasi Kritikal



Literasi kritikal merupakan suatu pendekatan instruksional yang menganjurkan untuk adopsi perspektif secara kritis terhadap teks, atau dengan kata lain, jenis literasi yang satu ini bisa kita pahami sebagai kemampuan untuk mendorong para pembaca supaya bisa aktif menganalisis teks dan juga mengungkapkan pesan yang menjadi dasar argumentasi teks.

Literasi Finansial

Literasi finansial adalah pengetahuan dan kecakapan untuk mengaplikasikan pemahaman tentang konsep dan risiko, keterampilan agar dapat membuat keputusan yang efektif dalam konteks finansial untuk meningkatkan kesejahteraan finansial, baik individu maupun sosial, dan dapat berpartisipasi dalam lingkungan masyarakat.