Bentuk-Bentuk Masalah Pada Pada Siswa
Masalah-masalah yang dihadirkan oleh siswa sebagai adanya sebab-sebab sebagaimana tersebut diatas, sebanyak faktor-faktor yang menyebabkannya.
Sekali lagi perlu ditekankan di sini bahwa apa yang ada hanyalah merupakan akibat jadi bukan penyebabnya. Oleh karena itu hendaknya guru pembimbing menghadapi faktor penyebabnya tidak sekedar apa yang saat itu ada.
Bentuk-bentuk masalah yang dihadirkan siswa dapat dibagi menjadi dua sifat, Regresif dan Agresif. Bentuk-bentuk yang bersifat Regresif antara lain ; suka menyendiri, pemalu, penakut, mengantuk, tak mau masuk sekolah. Sedangkan yang bersifat Agresif antara lain ialah ; berbohong, membikin onar, memeras temannya, beringas, dan perilaku-perilaku lain yang bisa menarik perhatian orang lain.
Perilaku yang bersifat Regresif biasanya ditunjukkan oleh anak-anak dengan kepribadian Introvert sedangkan yang bersifat Agresif biasanya ditunjukkan oleh anak-anak dengan kepribadian yang Extro- vert. Meskipun demikian ini tak bisa dijadikan patokan yang kaku.
Apabila kita singkronkan antara bentuk-bentuk kenakalan dan faktor-faktor penyebabnya maka kita akan dapati bahwa ada hubungan yang korelatif antara keduanya. Pemahaman terhadap keduanya akan membuat penanganan teradap masalahnya menjadi semakin mudah.
Sebagai suatu contoh ada seorang anak yang suka membolos. Perhatian yang perlu kita berikan adalah perhatian kepada kenapa dia membolos. Tidak kepada hukuman apa yang perlu diberikan padanya. Penyebab membolos ada beberapa kemungkinan sebagaimana yang tersebut di atas; Apakah dia merasa kesulitan menerima pelajaran, atau apakah dia dalam kondisi sulit karena faktor tekanan ekonomi keluarga atau karena faktor ada hubungan antar personal yang tak menyenangkan baik dengan guru maupun kepada sesama temannya. Pemahaman terhadap faktor-faktor penyebab akan memudahkan dalam penyelesaian masalahnya.
Secara sistematis langkah-langkah yang perlu dianbil meliputi
a. Memanggil dan menerima anak yang bermasalah dengan penuh kasih sayang. b. Dengan wawancara yang dialogis diusahakan dapat ditemukannya sebab-sebab utama yang menimbulkan masalah. c. Memahami keberadaan anak dengan sedalam-dalamnya.
d. Menunjukkan cara penyelesaian masalah yang tepat untuk direnung- kan oleh anak kemudian untuk dikerjakannya.
e. Menemukan segi-segi kelebihan anak agar kelebihan itu diaktualisir guru mengatasi kekurangannya
f. Menanamkan nilai-nilai spiritual yang benar.
Sekali lagi perlu ditekankan di sini bahwa apa yang ada hanyalah merupakan akibat jadi bukan penyebabnya. Oleh karena itu hendaknya guru pembimbing menghadapi faktor penyebabnya tidak sekedar apa yang saat itu ada.
Bentuk-bentuk masalah yang dihadirkan siswa dapat dibagi menjadi dua sifat, Regresif dan Agresif. Bentuk-bentuk yang bersifat Regresif antara lain ; suka menyendiri, pemalu, penakut, mengantuk, tak mau masuk sekolah. Sedangkan yang bersifat Agresif antara lain ialah ; berbohong, membikin onar, memeras temannya, beringas, dan perilaku-perilaku lain yang bisa menarik perhatian orang lain.
Perilaku yang bersifat Regresif biasanya ditunjukkan oleh anak-anak dengan kepribadian Introvert sedangkan yang bersifat Agresif biasanya ditunjukkan oleh anak-anak dengan kepribadian yang Extro- vert. Meskipun demikian ini tak bisa dijadikan patokan yang kaku.
Apabila kita singkronkan antara bentuk-bentuk kenakalan dan faktor-faktor penyebabnya maka kita akan dapati bahwa ada hubungan yang korelatif antara keduanya. Pemahaman terhadap keduanya akan membuat penanganan teradap masalahnya menjadi semakin mudah.
Sebagai suatu contoh ada seorang anak yang suka membolos. Perhatian yang perlu kita berikan adalah perhatian kepada kenapa dia membolos. Tidak kepada hukuman apa yang perlu diberikan padanya. Penyebab membolos ada beberapa kemungkinan sebagaimana yang tersebut di atas; Apakah dia merasa kesulitan menerima pelajaran, atau apakah dia dalam kondisi sulit karena faktor tekanan ekonomi keluarga atau karena faktor ada hubungan antar personal yang tak menyenangkan baik dengan guru maupun kepada sesama temannya. Pemahaman terhadap faktor-faktor penyebab akan memudahkan dalam penyelesaian masalahnya.
Secara sistematis langkah-langkah yang perlu dianbil meliputi
a. Memanggil dan menerima anak yang bermasalah dengan penuh kasih sayang. b. Dengan wawancara yang dialogis diusahakan dapat ditemukannya sebab-sebab utama yang menimbulkan masalah. c. Memahami keberadaan anak dengan sedalam-dalamnya.
d. Menunjukkan cara penyelesaian masalah yang tepat untuk direnung- kan oleh anak kemudian untuk dikerjakannya.
e. Menemukan segi-segi kelebihan anak agar kelebihan itu diaktualisir guru mengatasi kekurangannya
f. Menanamkan nilai-nilai spiritual yang benar.